2020


TANA TIDUNG, Koran Kaltara
 – Rencana membuka sekolah dengan pembelajaran tatap muka pada awal Januari mendatang, ada dua kecamatan yang hingga saat ini menjadi percontohan bagi kecamatan lainnya dalam pelaksanaan tatap muka di sekolah tersebut, yakni SMP Negeri 3 Tana Tidung di Kecamatan Betayau dan SMP Negeri 5 Tana Tidung di Kecamatan Muruk Rian.

Dua kecamatan ini disinyalir memenuhi persyaratan dengan mobilitas warga, rasio guru dengan siswa, tingkat resiko penyebaran Covid-19 dan dukungan masyarakat untuk membuka sekolah.

Kepala SMP Negeri 3 Tana Tidung di Kecamatan Betayau, Siti Kariah mengakui dalam dua bulan belakangan ini sekolahnya mendapatkan kesempatan membuka sekolah dan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan para siswanya. Namun tetap mengikuti aturan dan standar protokol kesehatan (prokes).

“Bersyukur dalam dua bulan melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung dengan anak-anak di sekolah berjalan dengan lancar dan kami menjalankan pembelajaran sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga sampai saat ini warga satuan pendidikan masih aman dan semoga ini akan terus terjadi,” ujar dia, Kamis (17/12/2020).

Sebelum membuka sekolah ada beberapa tahapan yang harus dijalani, mulai persiapan sekolah berstandar prokes dengan persiapan fasilitas pencuci tangan, menggunakan masker. Kemudian ada petugas yang melakukan pengecekan suhu tubuh dan mengatur kursi serta meja.

Setelah itu harus menjalani simulasi sebelum dilakukan evaluasi dan penilaian sampai tahapan dikeluarkannya izin dari kepala daerah dan reekomendasi dari instansi terkait untuk membuka sekolah.

“Prosesnya membuka sekolah memang cukup panjang, tapi ini dilakukan pemerintah untuk memastikan membuka sekolah akan aman bagi siswa, guru dan warga sekolah lainnya. Kita beruntung sampai sekarang ini semua siswa dan warga satuan pendidikan benar-benar menaati aturan prokes,” harap dia. (*)

Reporter: Hanifah
Editor: Nurul Lamunsari

 Sumber: https://korankaltara.com/dua-kecamatan-jadi-percontohan-sekolah-tatap-muka/



Tiga sekolah di Tana Tidung di setiap jenjang menjuari Lomba Sekola Sehat yang diselenggarakan Tim UKS Provinsi Kalimantan Utara. Ketiga sekolah tersebut menerima piagam penghargaan, tropi, dan uang pendidikan. Dinas Pendidikan mengapreasiasi dan memotivasi agar prestasi yang diraih dapat ditingkatkan di masa mendatang. 

Dinas Pendidikan juga berharap agar UKS mengoptimalkan perannya dalam pencegahan Covid-19. Kehadiran UKS menjadi salah satu syarat yang diverifikasi Dinas Kesehatan dan harus dipenuhi untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan melalui Sekretaris, Andi Prasetyo, ST dalam sambutannya pada rangkaian acara penyerahan penghargaan lomba UKS tingkat provinsi Kalimantan Utara, pada Kamis (24/12/2020).

Ia melanjutkan bahwa UKS diharapkan dipahami bukan hanya sebagai ruang pelayanan bagi siswa yang sakit atau pingsan, tetapi  juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas kesehatan di sekolah melalui upaya pensosialisasian, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan peserta didik. 

Menurutnya, UKS yang merupakan ekstrakurikuler juga seyogyanya mengambil peran dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengintegrasian materi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penanganan dan pencegahan Covid-19 dengan kompetensi dasar.   

"Kita berharap, dengan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah dapat berdampak pada lingkungan lebih luas. Mulai dari lingkungan rumah hingga masyarakat. Dengan demikian, UKS memiliki peran penting dalam mewujudkan Kabupaten Tana Tidung yang sehat dan produktif" harapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos, MM mengatakan bahawa UKS di Tana Tidung terus ditingkatkan kualitasnya. Mulai dari sarana dan prasarana hingga struktur kepengurusannya.

"SK Tim Pembina UKS Tingkat Kabupaten Tana Tidung tengah dalam proses. Semoga dengan kehadiran Tim Pembina UKS Kabupaten ini, dapat mendorong UKS di sekolah menjadi lebih optimal termasuk dalam pencapaian lomba UKS Tingkat Provinsi"  tandasnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Tim Pembina UKS Provinsi Kalimantan Utara yang menyerahkan trofi dan piagam penghargaam. Penghargaan diberikan kepada SD Negeri 001 Tana Tidung yang berhasil meraih Juara II. Sedangkan SMP Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung dan SMA Negeri Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung masing-masing meraih Juara 3.


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos., MM memaparkan sejumlah program prioritas pendidikan untuk tahun anggaran 2021.

"Program ini disusun untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan meningkatknya kualitas lulusan" kata Irdiansyah dalam rapat Diseminasi Hasil Penjaminan Mutu Pendidikan se-Kalimantan Utara yang digelar Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kalimantan Utara di Tarakan Plaza Hotel, pada Senin (14/12/2020).


Berikut program-program prioritas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada 2021:

1. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Memenuhi SNP

Irdiansyah mengemukakan, berdasarkan hasil pemetaan mutu, masih terdapat sekolah di Tana Tidung yang sarana dan prasarananya belum memenuhi standar nasional pendidikan. 

"Kita masih harus melengkapi sarana pembelajaran dan pendukung lainnya. Oleh karena itu, tahun depan kita tingkatkan pengadaan mebeler, peralatan pembelajaran, dan alat praktik. Pembangunan gedung baru SD dan SMP juga akan dilakukan. Begitu pun rehab bagi gedung sekolah yang mengalami kerusakan" jelasnya.

2. Pembangunan Pusat Keunggulan Pendidikan

Walau demikiam, Pemerintah daerah kabupaten Tana Tidung telah membangun sekolah unggulan terpadu yang melampaui standar nasional. TK dan SD Terpadu Unggulan di kecamatan Tana Lia. SD dan SMP Terpadu Unggulan di kecamatan Sesayap Hilir, dan SMP dan SMA di Kecamatan Sesayap.

"Sekolah tersebut berbasis boarding school dan full day school. Pengelolaannya didampingi pakar pendidikan dari Universitas Negeri Malang. Sekolah ini juga didesain menjadi pusat edukasi pendidikan" lanjutnya.

3. Pengembangan Bakat, Minat, dan Kreativitas Siswa

Ia menambahkan bahwa muara dari seluruh program pendidikan ialah mengembangkan potensi siswa sesuai bakat, minat, dan kreativitasnya.

"Pemerintah (pusat) menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan bakat. Seperti kompetisi sains, olahraga, dan seni. Kita akan melakukan pembinaan dan seleksi agar anak-anak Tana Tidung mampu menyalurkan bakat, minat, kreativitasnya secara optimal dan berprestasi hingga tingkat nasional" harap Iridiansyah.

Selain itu, juga dilakukan berbagai kegiatan pengembangan bakat dan kreativitas lainnya. Diantaranya festival daerah dan kompetisi jenis lainnya.

4. Pengembangan Kompetensi dan Karier Guru dan Tenaga Kependidikan

Namun untuk mewujudkan peserta didik yang berprestasi, dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi. Kompetensi guru masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) yang harus ditingkatkan Dinas Pendidikan KTT. Untuk menggenjot kompetensi guru, disediakan berbagai kegiatan.

"Ada berbagai pelatihan dan seminar yang sudah dan akan dilakukan. Juga ada kegiatan Olimpiade guru, guru berprestasi, maupun lomba inovasi pembelajaran sebagai sarana guru berprestasi" bebernya.

Sedangkan untuk meningkatkan jumlah guru bersertifikasi, maka guru akan difasilitasi mengikuti pendidikan profesi guru yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. 

"Begitu juga dengan laboran, pustawakan, kepala sekolah, dan pengawas harus memiliki sertifikat. Kita pun menyiapkan programnya agar tenaga kependidikan tersebut dapat memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah" jelasnya lagi.

5. Program Literasi dan Numerasi

Tana Tidung menjadikan program literasi dan numerasi sebagai program prioritas dalam meningkatkan mutu pendidikan. Terlebih literasi dan numerasi akan diukur dalam asesmen kompetensi minimum (AKM) yang digelar Kemendikbud tahun depan.

"Kita akan latih guru mengajarkan literasi dan numerasi, membuat soal setara AKM, dan menyiapkan bank soalnya untuk digunakan dalam proses pembelajaran" kata Irdiansyah.

Untuk meningkatkan kiterampilan literasi dan numerasi tersebut, pihaknya menggandeng INOVASI dan Tanoto Foundation. Pengadaan buku cerita pun ditingkatkan.

6. Digitalisasi Layanan Pendidikan

Kondisi geografis Tana Tidung yang terbentang diantara hutan dan sungai, membuat akses dan transportasi menjadi sangat terbatas. Hal tersebut mendasari pemanfaatan teknologi dalam layanan pendidikan.

"Kita akan bangun sistem informasi pendidikan yang datanya bersumber dari laporan sekolah secara daring, PPDB online, dan lainnya dengan menyiapkan sarananya" tutur Irdiansyah.

7. Pemberian Bantuan Operasional Pendidikan

Program priotitas selanjutnya ialah mengalokasikan bantuan operasional pendidikan. Bantuan tersebut digunakan sekolah untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang bermuara pada meningkatnya kualitas lulusan.

"Untuk sekolah regular, diberikan 3,5 - 4 juta persiswa bagi sekolah yang terakreditasi unggul dan berada di pedesaan. Sedangkan untuk sekolah unggulan lebih besar lagi. Yang full day school hingga 20 juta perjiwa. Boarding school hingga 40 juta. Tingginya biaya operasional tersebut disertai dengan  harapan mutu lulusan yang juga tinggi" tutupnya.


Dinas Pendidikan (Disdik) Tana Tidung mewajibkan setiap tenaga pendidik (guru) yang ada di wilayah Kabupaten Tana Tidung (KTT) untuk melaksanakan rapid test setelah libur sekolah tanggal 21 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021.
Kepala Disdik Tana Tidung, Jafar Sidik mengatakan, kewajiban untuk melaksanakan rapid test lantaran seluruh sekolah di KTT akan mulai dibuka pada 4 Januari mendatang. Meskipun hanya sekolah tertentu yang telah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan izin dari kepala daerah yang berhak memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Meski tidak semua sekolah mulai dibuka pada 4 Januari Tahun 2021 nanti tapi kita pastikan setelah liburan semua guru di KTT wajib menjalani rapid test. Sesuai prosedur, jika rapidnya reaktif tentu pemeriksaan lanjutan dengan swab test. Jika non reaktif pastikan tetap melakukan karantina mandiri terlebih dahulu,” ungkapnya Selasa (8/12/2020).
Hal ini, kata dia, dilakukan demi kesehatan dan keamanan anak didik, guru sendiri, keluarga dan masyarakat yang menjadi prinsip penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.Persyaratan memulai pembelajaran tatap muka di tengah pandemi, Disdik hanya membuka sekolah yang telah mendapatkan rekomendasi dari Dinkes. Rekomendasi diberikan setelah melalui proses verifikasi mengenai kesiapan sekolah yang mengacu pada aturan protokol kesehatan (prokes).
“Kita ketahui bersama, ada dua sekolah pada 26 Oktober lalu telah dibuka dan telah memulai pembelajaran tatap muka karena sudah mengantongi izin, yakni SMPN 3 Tana Tidung di Kecamatan Betayau dan SMPN 5 Tana Tidung di Kecamatan Muruk Rian. Dua sekolah ini sebagai pilot project pembelajaran tatap muka bagi sekolah lainnya,” tambah dia.
Berdasarkan hasil evaluasi selama melakukan pembelajaran tatap muka di dua sekolah ini dinyatakan warga satuan pendidikan dapat melaksanakan prokes maksimal. Hingga saat ini tidak ada perkembangan atau peningkatan kasus Covid-19 di wilayah tersebut sehingga pembelajaran tatap muka pun dapat ditingkatkan untuk kelas-kelas lainnya.
“Ya, karena tidak ada penambahan dan peningkatan kasus di dua sekolah ini, akan kembali membuka kelas untuk kelas 7 dan 8. Sebelumnya hanya membuka pembelajaran untuk kelas 9,” urai dia.
Guna menjaga dan mencegah terjadinya peningkatan kasus pada sekolah, kewajiban rapid test pun dilaksanakan dan bagi warga sekolah yang melakukan perjalanan dari daerah yang berisiko tinggi, baik itu zona merah dan zona hitam.
Mereka diwajibkan melakukan karantina mandiri selama 14 hari meskipun hasil rapid testnya non reaktif. Setelah itu baru diizinkan beraktivitas di sekolah lagi.
Sumber: Koran Kaltara


Dalam penilaian kompetensi siswa di semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021, Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung mengambil kebijakan yang dituangkan dalam Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Nomor 420/Disdik.I-1/XII/2020.

Melalui surat edaran tersebut, ditegaskan bahwa penilaian akhir semester (PAS) dilakukan dengan jenis penilaian portofolio pada lembar aktivitas. Selain itu dalam masa PAS, guru juga dapat melakukan penilaian kinerja berupa produk, praktek, atau proyek.

Kepala Dinas Pendidikan melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos.,MM mengemukakan bahwa penilaian portofolio dan kinerja merupakan penilaian otentik yang lebih tepat digunakan untuk memotret kompetensi siswa. 

"Portofolio pada penilaian sumatif dilakukan dengan cara menilai hasil pekerjaan siswa pada lembar aktivitas dan pilih nilai terbaik pada setiap kompetensi dasar. Selanjutnya, guru dapat memilih kompetensi dasar tertentu untuk dilakukan penilaian kinerja" ujar Irdiansyah saat Sosialisasi Penilaian Akhir Semester, Perubahan Kalender Pendidikan, dan Kebijakan Lainnya, pada Senin (7/12/2020).

Kebijakan penilaian ini dilakukan untuk memberi waktu lebih luang kepada guru dalam menyelesaikan penilaian pada lembar aktivitas yang telah dikerjakan siswa selama belajar dari rumah. Selain itu, hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi beban guru dan siswa di masa pandemi yang lebih berat dibanding di masa normal.

"Kita ketahui, guru harus membuat bahan ajar berupa lembar aktivitas dan digandakan untuk seluruh siswa. Guru lalu harus mengajar dari rumah ke rumah siswa yang kita sebut dengan pendampingan belajar" tambahnya.

SMP Negeri 3 Tana Tidung sebagai pilot project pembelajaran tatap muka di masa pandemi  menyelenggarakan penilaian akhir semester di sekolah menggunakan teknologi

Penilaian jenis tes, lanjutnya, dapat dilakukan di sekolah apabila sekolah tersebut telah diberi izin pembelajaran tatap muka. Penilaian jenis tes juga dapat dilakukan secara jarak jauh menggunakan teknologi. Ia menegaskan bahwa penilaian jarak jauh menggunakan teknologi hanya dilakukan apabila pilihan moda belajar siswa jenis daring.

"Penilaian jenis tes merupakan pilihan yang dapat dilakukan jika penilaian portofolio telah selesai dilakukan. Nilai tes tertulis ini menguatkan nilai pada hasil penilaian portofolio dan kinerja. Jadi tidak mengurangi hasil penilaian tersebut" katanya mengakhiri.


Salah satu daerah di Indonesia yang progresif menggunakan kurikulum darurat adalah Kabupaten Tana Tidung (KTT) di Kalimantan Utara. Begitu Mendikbud Nadiem Makarim merilis kurikulum darurat Agustus lalu, KTT langsung mengadaptasi.

“Ada empat alasan kami memilih kurikulum darurat, yaitu kompetensinya sudah difokuskan kepada kompetensi pra syarat dan esensial, kami tidak perlu lagi memilih kompetensi sendiri, isinya selaras dengan program KTT, dan dilengkapi dengan modul belajar literasi dan numerasi,” ungkap Jafar Sidik, Kepala Dinas Pendidikan KTT. 


Guna memastikan guru mampu menggunakan kurikulum darurat, Disdik KTT membuat lima kebijakan.

  1. Kerja sama dengan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Kemdikbud dalam melatih tim pengembang kurikulum KTT. Tim ini dilatih untuk memahami dan mengadaptasi kurikulum darurat. 
  2. Mengadaptasi modul belajar Kemdikbud kedalam lembar aktivitas siswa (LAS) yang sudah dikerjakan KTT sejak Juni. 
  3. Melatih semua guru dari tingkat SD dan SMP untuk memodifikasi kurikulum darurat dan modul belajar kedalam LAS.
  4. Materi LAS digunakan baik dalam belajar tata muka (BTM) dan belajar dari rumah (BDR). 
  5. Membangun sistem pelaporan sekolah berbasis website untuk memonitoring perkembangan penggunaan kurikulum darurat.
“Kebijakan ini kami buat agar anak-anak di KTT mendapatkan pelayanan terbaik selama masa pandemi Covid-19,” terangnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kurikulum Darurat Buat Bingung, Bosan dan Berang, Ini Saran GNI untuk Pemda", Klik untuk baca: https://edukasi.kompas.com/read/2020/11/30/102319071/kurikulum-darurat-buat-bingung-bosan-dan-berang-ini-saran-gni-untuk-pemda?page=2.





Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara, menjadi salah satu daerah yang paling progresif menggunakan kurikulum darurat. Manajer Gugah Nurani Indonesia (GNI) Medan-Deli Serdang, Anwar Situmorang memuji KTT sebagai salah satu contoh baik pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia. ”Walau berada di pedalaman Kalimantan, KTT mampu melatih dan menggerakan guru menggunakan kurikulum darurat secara massif,” terang Anwar Situmorang dalam webinar nasional bertajuk Strategi Implementasi Kurikulum Darurat di Daerah yang difasilitasi GNI, Jumat (27/11).


Asdiana, guru SDN 001 Tana Tidung menyebut kekuatan implementasi kurikulum darurat di KTT terletak kepada dukungan pemerintah daerah (pemda). Disdikbud KTT tidak hanya mewajibkan guru menggunakan kurikulum darurat, tetapi juga menyediakan pelatihan dan pendampingan kepada guru. Pelatihan dan pendampingan dilakukan bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Kegiatan ini berlangsung secara terus menerus melalui kelompok kerja guru (KKG).”Kebijakan ini membuat kami sebagai guru, lebih nyaman menjalankan program pembelajaran jarak jauh,” terangnya.

Asdiana, Guru SDN 001 Tana Tidung mempresentasikan Prkatik Baik Penggunaan Kurikulum Darurat di Kabupaten Tana Tidung (KTT), Kalimantan Utara. Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) memfasilitasi webinar Strategi Implementasi Kurikulum Darurat di Daerah, Jumat (27/11).

Asdiana mengatakan ada empat manfaat penggunaan kurikulum darurat. Pertama, mengurangi kebingungan guru. Pada awal PJJ lalu, banyak guru bingung memilih kompetensi dasar (KD) untuk diajarkan kepada siswa. Sekalipun Kemdikbud memberi kebebasan kepada guru memilih KD, namun banyak guru yang tidak mampu melakukannya. Melalui pengurangan KD yang dilakukan Kemdikbud, guru menjadi terbantu.”Saya sendiri baru tahu kalau kompetensi di kurikulum 2013 bisa dikurangi. Sebelumnya saya tidak pernah mendengar istilah kompetensi pra-syarat dan esensial. Setelah mendapat pelatihan penggunaan kurikulum darurat, barulah saya tahu,” tukasnya saat mempresentasikan materi Praktik Baik Penggunaan Kurikulum Darurat.

Kedua, pengurangan KD membuat beban mengajar guru berkurang. Asdiana mengatakan, guru tidak perlu lagi mengajarkan banyak KD. Guru bisa fokus kepada kompetensi pra-syarat dan esensial. Kompetensi ini dibutuhkan untuk membangun keterampilan literasi, numersi, dan karakter siswa.”Ketiga keterampilan ini merupakan pondasi belajar yang dibutuhkan, agar siswa mampu belajar pada level pendidikan selanjutanya,” tambahnya.

Ketiga, selain kurikulum darurat, Kemdikbud juga menyediakan modul belajar numerasi dan literasi. Modul ini dirancang sistematik dan mudah digunakan. Konten modul secara spesifik membekali siswa dengan keterampilan membaca dan berhitung. Penggunaan modul ini bisa mengurangi beban belajar siswa. Termasuk mengurangi beban orangtua untuk mendampingi anak belajar. Mereka bisa mendampingi anak belajar kapan saja.

Keempat, jika biaya penggandaan modul terlalu mahal, maka guru dapat melakukan adaptasi sesuai kemampuan keuangan sekolah dan kebutuhan belajar siswa.” Di KTT, kami mengadaptasi modul belajar kedalam lembar aktivitas siswa (LAS). Adaptasi modul ini kami lakukan untuk memperkuat konten LAS yang sudah kami buat sejak Juni kemarin,” tambahnya.

Sofie Dewayani, tim ahli pembuatan kurikulum darurat dan modul belajar, Pusat Assessment dan Pembelajaran (Pusmenjar) Kemdikbud, mengapresiasi usaha KTT untuk memodifikasi modul belajar Kemdikbud. Ia mengatakan apapun bahan ajar yang dibuat Kemdikbud tidak harus dianggap sebagai satu-satunya materi belajar yang merefleksikan kurikulum. Ia mendorong guru dan pemerintah daerah untuk melakukan adaptasi bahan ajar sesuai kondisi daerah. Pelatihan dan pendampingan dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas guru memodifikasi modul belajar Kemdikbud.

Sumber: https://sorotdaerah.com/2020/11/28/jadi-contoh-baik-guru-pedalaman-kalimantan-ceritakan-manfaat-kurikulum-darurat/

Kabupaten Tana Tidung  terbilang daerah progresif yang menerapkan kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19. Walau daerah ini terletak di pedalaman Kalimantan Utara, namun dapat mengimplementasikan kurikulum kondisi khusus tersebut di seluruh satuan pendidikannya.

Jafar Sidik, SE Kepala Dinas Pendidikan Kabupatena Tana Tidung (KTT) menerangkan bahwa ia memilih untuk menerapkan kurikukum darurat di seluruh satuan pendidikan di KTT. Baik yang menjalankan moda belajar dari rumah maupun yang sudah belajar tatap muka di satuan pendidikan. Menurutnya, berkurangnya interaksi antara guru demgan siswa juga harus disertai dengan pengurangan materi pelajaran.

"Kurikulum ini telah disederhanakan dengan hanya memuat kompetensi esensial dan prasyarat. Siswa pun tidak terbebani dengan kurikulum yang begitu padat sehingga dapat lebih fokus untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif" papar Jafar dalam webinar Strategi  Implementasi Kurikulum Darurat di Daerah yang diselenggarakan Yayasan Gugah Nurani Indonesia, pada Jumat (26/11/2020).


Ia pun melanjutkan bahwa Tim Disdik KTT bekerja lebih efektif dan efisien karena tidak lagi memilih kompetensi dasar seperti sebelum adanya kurikulum hasil penyederhanaan ini. Selain itu, kurikulum ini juga sejalan dengan program daerahnya yaitu meningkatkan keterampilan literasi, numerasi, dan karakter.

"Kami lantas mengambil kebijakan agar implementasi kurikulum darurat ini dapat berjalan baik. Kami bekerjasama dengan INOVASI dan Pusmenjar Kemdikbud melatih Tim Pengembang Kurikulum KTT. Tim ini kemudian melatih seluruh guru SD dan SMP melalui KKG dan MGMP"

Tak sekedar dilatih tentang konsep kurikulum, seluruh guru pun mengembangkan bahan ajar yang kontekstual dan bermakna. Bahan ajar dikembangkan dengan mengadopsi hal-hal baik pada modul Kemdikbud dengan menyesuaikan kondisi daerah.

"Bahan ajar ini kami sebut lembar aktivitas karena berisi aktivitas menyenangkan di rumah untuk mencapai kompetensi pada kurikulum. Lembar aktivitas diberikan ke seluruh siswa melalui kunjungan guru ke rumah siswa dan kunjungan siswa ke sekolah secara berkala dengan protokol kesehatan. Untuk mengetahui implementasinya di lapangan, kami lakukan monitoring, survey, membuka kanal pengaduan, dan melalui laporan satuan pendidikan pada website www.gurutanatidung.id" urai Jafar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menerbitkan Kurikulum darurat sejak 7 Agustus 2020. Kurikukum tersebut sebagai model penyederhanan pada Kurikulum 2013. Penyederhanaan dilakukan agar siswa tidak terbebani belajar di masa pandemi.

Namun dari hasil survei Kemdikbud pada September - Oktober 2020 kepada guru di 15 Provinsi, diketahui hanya 52% guru menerapkan kurikulum darurat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mensinyalir salah satu faktor penghambat penggunaan kurikulum darurat adalah tidak adanya kebijakan daerah untuk menggunakan kurikulum tersebut. Hal ini membuat banyak sekolah tidak berani menerapkannya.

Unduh Paparan Kadisdik Tana Tidung


Guru Besar Universitas Negeri Medan (UNIMED), Prof.Dr. Sri Minda Murni, MS mendesak pemerintah daerah (Pemda) untuk segera mengadopsi kurikulum darurat. Langkah tersebut dinilai penting untuk mengurangi beban mengajar guru, dan beban belajar siswa selama pandemi COVID-19.

Hal itu diungkapkan Sri Minda Murni dalam webinar bertajuk Strategi Implementasi Kurikulum Darurat yang difasilitasi Gugah Nurani Indonesia (GNI) secara online, Jumat (27/11).

Sri Minda Murni menilai bahwa sekalipun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sudah mengeluarkan kurikulum darurat, namun guru masih ragu menggunakannya. Hal itu disebabkan tidak adanya kebijakan yang tegas dari Pemda.”Yang terjadi di lapangan itu sekarang 3B. Guru bingung, siswa bosan, dan orangtua berang,” tuturnya.

Lebih lanjut Sri Minda mengatakan, kebijakan penggunaan kurikulum darurat tidak cukup sebatas sosialisasi. Pemda harus menindaklanjutinya dengan pelatihan dan pendampingan kepada guru.

Kedua kegiatan ini dibutuhkan agar guru mampu menguasai kurikulum darurat dan modul belajar.”Sampai nanti guru mampu membuat modul sendiri. Karena sesungguhnya modul terbaik itu adalah buatan guru. Bagaimanapun mereka yang paling tahu kondisi nyata siswanya,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Kadisdik Kabupaten Tana Tidung (KTT), Provinsi Kalimantan Utara (KTT), Jafar Sidik. Kunci keberhasilan menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) terletak kepada kebijakan masing-masing pemda. Termasuk dalam menggunakan kurikulum darurat. Ia mengatakan, KTT langsung mengadaptasi kurikulum darurat begitu diluncurkan Kemdikbud pada Agustus lalu.

“Alasan kami memilih kurikulum darurat, yaitu kompetensi sudah difokuskan kepada kompetensi esensial, kami tidak perlu lagi memilih kompetensi sendiri, isinya selaras dengan program KTT, dan dilengkapi dengan modul belajar literasi dan numerasi,” tegasnya.

Sebagai narasumber utama webinar, Jafar mengatakan, KTT membuat lima kebijakan agar guru mampu mengadaptasi kurikulum darurat. Pertama, bekerjasama dengan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Kemdikbud untuk melatih tim pengembang kurikulum KTT.


Dalam rangka Penilaian Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021, dengan hormat kami sampaikan hal-hal berikut:

  1. Penilaian Akhir Semester sebagai penilaian sumatif dilakukan untuk menilai kompetensi dasar esensial dan prasyarat pada kurikulum kondisi khusus dan telah dipelajari peserta didik melalui lembar aktivitas.
  2. Penilaian Akhir Semester dilakukan dengan jenis penilaian portofolio, kinerja (praktik, produk, proyek), dan tes tertulis atas hasil kerja peserta didik pada lembar aktivitas yang digunakan selama belajar dari rumah.
  3. Penilaian dengan jenis tes yang  mengumpulkan peserta didik di satuan pendidikan hanya dapat dilakukan bagi satuan pendidikan yang telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat.
  4. Penilaian dengan jenis tes menggunakan teknologi jarak jauh hanya dilakukan untuk menguatkan dari hasil penilaian portofolio dan atau kinerja.
  5. Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian portofolio, kinerja, dan tes tertulis serta contoh penilaiannya dapat dipelajari pada buku panduan penilaian berikut ini:
    1. Buku Panduan Penilaian Portofolio
    2. Buku Panduan Penilaian Kinerja
    3. Buku Panduan Penilailan Tes Tertulis
    4. Buku Panduan Penulisan Soal HOTs
    5. Paparan Penilaian Kinerja
Unduh Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan


Halaman ini di Khususkan untuk Penulis Lembar Aktifitas (LAS) Siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) 

 

Masukkan Password Untuk Mengakses Halaman ini!


Dinas pendidikan Kabupaten Tana Tidung bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi calon kepala sekolah yang telah lulus uji akademik beberapa waktu lalu.

Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (09/11/2020) hingga 5 hari kedepan di gedung serba guna SD Negeri 001 Tana Tidung tersebut, difasilitasi LPMP Kalimantan Utara dan LPMP Kalimantan Selatan.

Dr. Jarwoko, M.Pd, Kepala LPMP Kaltara mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memahami konsep pembelajaran sesuai dengan perkembangan terkini.

"Kepala sekolah semestinya menjadi teman diskusi guru yang dipimpinnya dalam mengembangkan pembelajaran untuk mengoptimalkan potensi siswa. Ini dilakukan jika kepala sekolah memimpin dengan hati, mengayomi dengan kasih sayang, dan tetap bertindak tegas tetapi tidak perlu keras apalagi menampakkan ekspresi yang menyiratkan kemarahan" tambahnya.


Di tempat yang sama, Diana, M.Pd, Kasie PMPTK Disdik Tana Tidung mengungkapkan bahwa sesuai Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018, kepala sekolah harus lulus pendidikan dan pelatihan dan memiliki sertifikat untuk menduduki jabatan.

"Oleh karena itu kita melakukan seleksi kepala sekolah dengan 3 tahapan yang dilalui. Mulai dari pengusulan bakal calon kepala sekolah ke LPPKS, seleksi bakal calon, dan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah yang tengah berjalan ini. Harapannya dihasilkan calon kepala sekolah yang mampu membawa sekolah di Tana Tidung menjadi lebih baik ke depannya" tukasnya.


Dinas Pendidikan membuat video tentang standar operasional pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Pengambilan video dilakukan  di SMP Negeri 3 Tana Tidung pada, Jumat (06/11/2020). Video tersebut dimaksudkan untuk menjadi acuan dan memberikan gambaran bagi sekolah lainnya dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. 

"Selain dalam bentuk tertulis, juga kita sediakan dalam bentuk video penerapannya. Harapannya warga satuan pendidikan dapat lebih mudah memahami standar operasional tersebut. Mulai dari saat tiba di sekolah, memasuki ruangan, proses pembelajaran, hingga meninggalkan lingkungan sekolah" kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos., MM.

Ia melanjutkan bahwa pembukaan pembelajaran tatap muka dilakukan dengan sangat hati-hati. Prinsip kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan dan masyarakat menjadi hal utama. Oleh karena itu, ia pun menegaskan agar satuan pendidikan menjalankan standar operasional prosedur dengan baik.

Menanggapi hal tersebut, Kepala SMP Negeri 3 Tana Tidung, Siti Kariah, S.Pd mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka di satuan pendidikannya dijalankan sesuai dengan pedoman yang ada. 

"Kami mencermati regulasi yang diterbitkan, baik dari Pemerintah Pusat melalui Kemendikbud maupun Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan. Kami pun bersyukur dipilih menjadi contoh dalam menjalankan standar operasional pembukaan pembelajaran tatap muka. Semoga semuanya berjalan dengan baik" tambahnya.

Pembelajaran tatap muka pada satuan pendidikan di kabupaten Tana Tidung kembali dibuka secara bertahap sejak 26 Oktober lalu. SMP Negeri 3 Tana Tidung dan SMP Negeri 5 Tana Tidung dengan berbagai pertimbangan dibuka terlebih dahulu.

Penulis: Admin

Editor: Admin

Pemerintah Kabupaten Tana Tidung mulai membuka pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini dilakukan setelah melalui rapat koordinasi pemerintah daerah kabupaten Tana Tidung dengan organisasi guru, LPMP Kaltara, Kemendikbud, INOVASI, DFAT Australia, dan mitra stategis lainnya pada Selasa, 20 Oktober 2020. 

"Ada dua sekolah mulai buka hari ini. SMP negeri 3 Tana Tidung di Kecamatan Betayau dan SMP Negeri 5 Tana Tidung di Kecamatan Muruk Rian" kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.SoS., MM. 

Kedua sekolah tersebut dibuka karena telah mengantongi izin pembelajaran tatap muka di sekolah dari Dinas Pendidikan berdasarkan izin Bupati dan rekomendasi Dinas Kesehatan setelah disupervisi. 

Tim Kesehatan SMP Negeri 5 Tana Tidung melakukan pemeriksaan suhu tubuh siswa sebelum memasuki sekolah. Hanya yang bersuhu maksimum 37,3 c yang dibolehkan beraktivitas di sekolah.

Ada beberapa pertimbangan kedua sekolah ini dibuka terlebih dahulu. "Mulai dari mobilitas warga, rasio guru dengan siswa, tingkat resiko, dan dukungan masyarakat" tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa pembukaan kembali sekolah di Tana Tidung dilakukan secara bertahap. Itu pun dimulai dengan simulasi terlebih dahulu. Jika tidak ada peningkatan resiko, maka dilanjutkan pembukan kelas lainnya.

Simulasi dilakukan untuk memastikan warga satuan pendidikan dapat menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan. Selain itu, terdapat standar operasional prosedur (SOP) yang juga harus dipatuhi. SOP tersebut disusun bersama dinas terkait yang berhimpun dalam Pos Pendidikan.


Pendidikan berkualitas yang menjangkau seluruh peserta didik dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, guru, keluarga, dan masyarakat menjadi muara dari setiap kebijakan yang diterapkan Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung. Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili Andi Prasetyo, ST selaku Sekretaris saat menjadi narasumber dalam kegiatan Rapat Koordinasi Kebijakan Kemendikbud Dalam Penanganan Covid-19 di Satuan Pendidikan Kalimantan Utara dengan penyelenggara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalimantan Utara di Hotel Crown Tanjung Selor, pada pada Senin, (26/10/2020). 

Sekretaris yang didampingi Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos., MM dan seorang staf menjelaskan strategi di instansinya setelah menganalisis regulasi yang diterbitkan Kemendikbud. "Setiap regulasi yang dikeluarkan di tingkat pusa, dengan cepat kami lakukan telaah. Regulasi tersebut kami tindak lanjuti sesuai dengan kondisi daerah Tana Tidung. Tindak lanjut tersebut kami sebut dengan strategi" tambahnya.

Diantara regulasi tersebut ialah Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan Di Masa Pandemi. Dikemukakan bahwa pembelajaran di masa pandemi tidak harus menuntaskan capaian kurikulum. Lebih lanjut dijelaskan dalam Surat Edaran Sesjen Kemdikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Belajara Dari Rumah. Dijelaskan di dalamnya bahwa belajar dari rumah untuk mencapai kompetensi dasar esensial dan prasyarat di kurikulum dengan mengutamakan topik literasi, numerasi, PHBS dan Germas, pencegahan dan penanganan, Covid-19, aktivitas fisik dan rekreasional, religiutas, dan penguatan karaktert dan budaya.

"Setelah memahami dari berbagai regulasi tersebut, kami menyusun lima strategi. Yang pertama, pemetaan moda belajar siswa dari rumah. Ini dilakukan untuk menentukan cara terbaik siswa berinteraksi dengan guru sehingga layanan pembelajaran yang diberikan mengikuti moda belajar siswa. Bukan sebaliknya" tegasnya.


Yang kedua, lanjutnya, penggunaan bahan ajar yang kontekstual dengan menyederahakan kurikulum terlebih dahulu. Hasil penyederhanaan tersebut lalu dibuatkan bahan ajar yang yang memuat  kearifan lokal Tana Tidung. "Kami sebut dengan lembar aktivitas karena memuat aktivitas di rumah yang dapat menghantarkan siswa mencapai kompetensi terpilih" katanya.

Selanjutnya, penumbuhan budaya baca melalui kegiatan literasi yang menyenangkan, pendampingan belajar melalui kunjungan dan alat telekomunikasi, dan terakhir monitoring dan evaluasi melalui teknologi dan kunjungan lapangan. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan seluruh siswa terlayani pembelajaran dengan moda belajar dari rumah.

Irdiansyah, S.Sos., MM, Kabid Pendidikan Dasar melanjutkan paparan mengatakan bahwa menindaklanjuti Permendikbud Nomor 19 Tahun 2020, Disdik mewajibkan seluruh satuan pendidikan melakukan revisi RKAS BOS untuk mengalokasikan protokol kesehatan dan biaya lainnya yang menunjang proses belajar dari rumah. Begitu pun dengan SKB 4 Menteri yang mengatur tentang penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi, Disdik pun telah menindaklutinya melalui rapat koordinasi lintas sektoral dan menghasilkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pembukaan sekolah.

"Pembukaan sekolah di Tana Tidung dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan tingkat resiko, mobilitas warga, kesiapan sekolah, rasio siswa dengan guru, dan dukungan masyarakat sekitar. Pembukaannya pun dimulai dengan simulasi terlebih dahulu untuk memastikan warga satuan pendidikan dapat menerapkan protokol kesehatan" ujarnya mengakhiri.


Unduh bahan tayang Kadisidik


Tideng Pale, KTT. Implementasi Program Belajar dari Rumah (BDR) yang dilaksanakan Kabupaten Tana Tidung (KTT) mendapat apreasiasi dari Pemerintah Australia. Hal itu disampaikan Daniel Woods, Konselor untuk Pembangunan Manusia Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia secara daring dalam Rapat Koordinasi Pembukaan Sekolah KTT, Selasa (20/10). 

Daniel mengatakan sekalipun memiliki tantangan geografis yang berat, namun KTT bisa tetap fokus memberikan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19. KTT dinilai berhasil mengembangkan program literasi dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif.”Kami sudah banyak mendengar cerita-cerita positif dari KTT, khususnya tentang bagaimana pemerintah daerah, sekolah dan seluruh aktor pendidikan menghadapi tantangan yang ada,” terang Daniel.

Daniel juga mengapresiasi rencana KTT untuk membuka kembali sekolah dengan tetap memastikan aspek kesehatan dan keselamatan. Pembukaan sekolah diharapkan bisa memperkuat kualitas pembelajaran di tengah pandemi. Ia mengatakan kesuksesan pembukaan sekolah, membutuhkan dukungan dari semua pemangku kepentingan. Kemitraan yang kuat merupakan kuncinya. Pemerintah Australia senang menjadi bagian dari kemitraan tersebut bersama KTT, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan Kemdikbud melalui Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Melalui kemitraan ini, Daniel berharap kualitas pembelajaran dapat terus ditingkatkan, khususnya dalam masa sulit seperti sekarang ini. “Kami berharap agar dapat terus mendengar cerita dan progres yang positif dari KTT,” tambahnya.

Pjs Bupati Tana Tidung, Dt Iqro Ramadhan membuka rapat koordinasi pembukaan pembelajaran tatap muka, Selasa (20/10)

Sejak penutupan sekolah pada Maret lalu, KTT telah bekerjasama dengan Program INOVASI dan Forum Masyarakat Literasi Indonesia (FORMALINDO) untuk meracang program BDR. Melalui kemitraan ini, KTT menjalakan program BDR dengan 5 strategi yaitu: (1) pemetaan moda belajar, (2) Pengintegrasian kurikulum darurat (khusus) kedalam bahan ajar yang bermakna dan kontekstual, (3) Pendampingan belajar siswa di rumah, (4) Program budaya baca, dan (5) program monitoring serta evaluasi.

Setelah tujuh bulan program BDR berlangsung, KTT berencana membuka kembali pembelajaran di sekolah. Pembukaan sekolah ini merujuk kepada menurunnya angka penyebaran virus Corona di KTT. Guna memperkuat rencana pembukaan sekolah, KTT menggelar rapat koordinasi bersama Kemendikbud, LPMP Kaltara, Disdikbud Kaltara, INOVASI, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi guru, serta dihadiri perwakilan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia. Rapat ini bertujuan menghasilkan standard operational producer (SOP) yang digunakan KTT untuk membuka sekolah.

Kepala Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal, Kemdikbud, Bapak Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T memberikan sambutan dalam  rapat koordinasi pembukaan pembelajaran tatap muka, Selasa (20/10)


Penulis: Disdik Tana Tidung

Editor: Admin





Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung melaksanakan diklat mahir bagi guru PAUD. Jenis diklat tersebut pertama kali digelar di Kalimantan Utara. Bahkan di tingkat nasional pun masih sangat jarang. Beberapa daerah di Indonesia masih berkutat pada diklat jenjang dibawahnya yaitu diklat dasar dan lanjutan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung, Jafar Sidik, SE berharap kegiatan tersebut meningkatkan kompetensi guru dan berdampak pada meningkatnya mutu peserta didik. "Karena hanya guru yang kompeten yang mampu menghantarkan peserta didiknya menguasai kompetensi" jelas Jafar dalam sambutannya saat membuka kegiatan, pada Senin (19/10/2020).


Ia lantas berpesan agar guru di jenjang pendidikan anak usia dini membekali peserta didiknya dengan keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 ini. Keterampilan tersebut meliputi berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi. 

"Ini hanya dapat dilakukan apabila pembelajarannya juga aktif dan kreatif diantaranya melalui pembelajaran berbasis sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika atau dikenal STEAM. Melalui pembelajaran ini, anak dapat membangun kemampuan berpikir logis dan sistematis" tambahnya.


Selanjutnya ia berharap agar guru selalu mencari dan menemukan inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan. "Ibu Tri Lestari Rahmawati, SE, pendidik PAUD Nurul Jadid dapat menjadi model bagi kita. Inovasi dan prestasi kembali diukir di tingkat nasional. Insya Allah ke depan kita menggiatkan pembinaan prestasi sehingga semakin banyak tenaga pendidik yang berprestasi" harapnya.

Pelatihan yang berlangsung hingga enam hari tersebut diikuti 30 peserta. "Peserta dibimbing oleh narasumber ahli dibidangnya yaitu Kepala BP PAUD Dikmas Kaltim, Bapak Akhmad Romansyah, S.Pd., M.Ap, Ibu Sisilia, S.Psi Penyusun Kurikulum 2013 Kemdikbud, Ibu Lucy Yulidasari, M.Psi selaku praktisi PAUD Kalimantan Timur, dan Ibu dr. Lizanty B dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Tidung. Narasumber ada yang hadir secara virtual dan tatap muka" kata Lusiana Dewi Arta, S.S.Pd di sela kegiatan.

Kepala Seksi Peningkatan Mutu Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD tersebut melanjutkan bahwa kegiatan ini dilaksanakannya setelah mengantongi izin dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tana Tidung. "Protokol kesehatan juga kami jalankan. Seperti pengukuran suhu dari tenaga medis Dinas Kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak" tandasnya.



Unduh materi pelatihan berikut ini
Masukkan Password Untuk Melanjutkan Mengunduh Materi!

 


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad 21 ini berlangsung begitu pesat. Hal tersebut membawa perubahan termasuk dalam dunia pendidikan. Pendalaman pengetahuan dan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran menjadi hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Terlebih ditengah pandemi Covid-19 saat ini, pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

"Bapak/ibu gurulah yang mengetahui kebutuhan belajar siswanya. Dengan kreativitas guru membuat media pembelajaran  interaktif, maka dapat mendukung proses belajar. Sehingga anak-anak dapat lebih aktif belajar dari rumah" kata Dr. Nilam Suri dari Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat memberi sambutan Pelatihan Media Pembelajaran Interaktif, pada hari ini, Selasa (13/10/2020).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung, Jafar Sidik, SE (dua dari kanan) didampingi panitia kala membuka kegiatan

Kegiatan yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia Kabupaten Tana Tidung tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung, Jafar Sidik, SE. Ia pun memaparkan strategi instansi yang dipimpinnya dalam penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi. Mulai dari pemetaan moda belajar siswa, penggunaan bahan ajar yang kontekstual dan bermakna, program budaya baca, pendampingan belajar, dan monitoring dan evaluasi.

Dari hasil pemetaan moda belajar siswa, terdapat 63% siswa di Tana Tidung belajar menggunakan jaringan internet. "Dengan media pembelajaran interaktif maka dapat digunakan siswa tersebut, terlebih saat ini disediakan kuota internet dari Kemdikbud. Saya berharap media yang dibuat ini dapat menjadi pendamping lembar aktivitas, bahan ajar yang kita kembangkan saat ini" kata Jafar Sidik, SE.

Peserta bersama narasumber berfoto bersama

Menanggapi hal tersebut, Mimi Widiyawati, M.Pd yang bertindak sebagai ketua panitia menuturkan bahwa produk dari pelatihan ini dapat digunakan oleh siswa untuk membantu memperjelas konsep dalam lembar aktivitas tersebut. "Media ini dapat berupa APK yang diinstal di HP atau berupa HTML5 untuk versi website. Jadi bisa unggah di situs gurutanatidung yang disediakan Dinas Pendidikan sehingga dapat diakses siapapun dan di mana pun" tambahnya yang juga Bendahara IGI Kabupaten Tana Tidung tersebut.

Dalam laporannya, ia mengungakapkan bahwa pelatihan tersebut diikuti lebih dari 200 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawasi, hingga Papua. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemda Tana Tidung, IGI Pusat, Narasi, kita bisa.com, dan Kemdikbud yang mendukung kegiatan ini sehingga kita dapat bersilaturahim dan belajar bersama" tutup alumni pasca sarjana Universitas Negeri Jakarta ini.


************************************************************************************************
  1. Materi dapat diunduh di SINI
  2. Undangan peserta dapat diunduh di SINI
  3. Sertifikat peserta dapat diunduh di SINI
  4. Khusus peserta yang mengirimkan karya media pembelajaran interaktif, sertifikatnya diberikan melalui whatsApp pribadi.
Untuk memudahkan menemukan sertifikat, dapat dilihat urutannya sesuai tabel di bawah ini.
Bagian belakan sertifikat berisi materi terdapat pada halaman akhir di kumpulan sertifikat.


Pembelajaran tatap muka di sekolah akan dibuka kembali. Namun pembukaannya dilakukan secara bertahap dan hanya bagi sekolah yang mendapat rekomendasi Dinas Kesehatan.

"Rekomendasi diberikan setelah kami melakukan supervisi kesiapan sekolah seperti sarana dan prasarana serta kesiapan warga satuan pendidikan. Seperti adanya mekanisme pembersihan ruangan secara rutin seperti handel pintu, saklar lampu, keyboard computer, dan fasilitas lainnya yang sering dipegang" kata Hanna Juniar, SKM.MPH Kasie P2PM, Dinas Kesehatan saat supervisi di SMP Negeri 3 Tana Tidung pada hari ini (6/10/2020).

Atas rekomendasi tersebut, Dinas Pendidikan memberikan izin pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang dinilai layak. Di awal pelaksanannya dimulai dengan simulasi terlebih dahulu.

"Simulasi dilakukan untuk mengetahui kesiapan warga satuan pendidikan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini juga menjadi arahan Mendagri RI saat Rakor beberapa waktu lalu" kata Jafar Sidik, SE Kepala Dinas Pendidikan.

Dengan berbagai pertimbangan, Dinas Pendidikan mengajukan SMP Negeri 3 Tana Tidung di Kecamatan Betayau dan SMP Negeri 5 Tana Tidung di Kecamatan Muruk Rian untuk dibuka terlebih dahulu.


Peserta worshop pengembangan bahan ajar literasi integratif yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung bekerjasama Universitas Negeri Malang pada tangal 27 Agustus 2020 secara virtual melaui aplikasi google meet. 

Sertifikat disediakan bagi peserta yang melakukan registrasi dan tertangkap layar saat kegiatan berlangsung. Klik unduh untuk mendaptkan sertifikatnya.

Jika ada kekeliruan dalam penulisan atau hal lainnya yang ingin dikonfirmasi, silahkan menghubungi admin melalui whatsapp. 

  1. Andi Hikmah Suciaty Taufik
  2. SD Al Amin Hidayatullah
  3. SD Negeri 001 Tana Tidung
  4. SD Negeri 002 Tana Tidung
  5. SD Negeri 005 Tana Tidung
  6. SD Negeri 006 Tana Tidung
  7. SD Negeri 007 Tana Tidung
  8. SD Negeri 008 Tana Tidung
  9. SD Negeri 010 Tana Tidung
  10. SD Negeri 011 Tana Tidung
  11. SD Negeri 013 Tana Tidung
  12. SD Negeri 014 Tana Tidung
  13. SD Negeri 016 Tana Tidung
  14. SD Negeri 018 Tana Tidung
  15. SD Negeri 019 Tana Tidung
  16. SD Negeri 021 Tana Tidung
  17. SD Negeri 022 Tana Tidung
  18. SD Negeri 023 Tana Tidung
  19. SD Negeri 024 Tana Tidung
  20. SD Negeri 025 Tana Tidung
  21. SD Negeri Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung
  22. SD Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung
  23. SD Trurich
  24. SMP Al Khairat
  25. SMP Negeri 1 Tana Tidung
  26. SMP Negeri 2 Tana Tidung
  27. SMP Negeri 3 Tana Tidung
  28. SMP Negeri 4 Tana Tidung
  29. SMP Negeri 5 Tana Tidung
  30. SMP Negeri 6 Tana Tidung
  31. SMP Negeri 7 Tana Tidung
  32. SMP Negeri Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung
  33. SMP Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung
Silahkan cek di bawah ini


MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget