Juli 2020

Ronalindayani, M.Pd mengantarkan bahan belajar dari rumah berupa lembar aktivitas dan buku cerita bergambar.


Tideng Pale. Belajar dari rumah menjadi pilihan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung dalam penyelenggaraan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 di tengah pandemi Covid-19. Faktor kesehatan dan keselamatan siswa, guru, dan keluarga menjadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan tersebut. 

Dalam pelaksanaannya, Dinas Pendidikan menginstruksikan agar literasi dapat ditumbuhkan dalam proses belajar dari rumah. Kepala Dinas Pendidikan, Jafar Sidik, SE mengatakan untuk meningkatkan literasi siswa, Dinas pendidikan menyiapkan bahan belajar dari rumah yang kontekstual dan bermakna.

"Siswa belajar dari rumah menggunakan lembar aktivitas yang ditulis oleh Tim Pengembang Dinas Pendidikan. Lembar aktivitas tersebut mengintegrasikan literasi dan topik lainnya seperti numerasi, penanganan dan pencegahan Covid-19, reksreasional, spritual keagamaan, penguatan karakter dan budaya. Selain itu, kami juga meminta agar siswa diberikan buku bacaan yang menarik seperti buku cerita bergambar" lanjut Jafar.

Bahan bacaan tersebut dapat diambil di sekolah atau diantarkan guru ke rumah siswa. Seperti yang dilakukam Ronalindayani, M.Pd, guru SD Negeri 013 Tana Tidung mengatakan bahwa ia mengantarkan lembar aktivitas dan buku bacaan tersebut ke rumah siswanya.

"Dengan kunjungan ini, kami juga menjalin berkomunikasi dengan orang tua siswa dan memotivasi siswa belajar dari rumah. Selain itu, kami juga memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa sebelumnya" terang guru yang juga Tim Pengembang Disdik tersebut.

Literasi merupakan salah satu program yang menjadi fokus Dinas Pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan. Dari hasil pengukuran literasi dasar, diketahui bahwa kemampuan membaca siswa SD di Tana Tidung pada kategori baik. Namun, perlu peningkatan dalam kemampuan memahami isi bacaan.

Tana Tidung, Kaltara - Suciningsih, 51 tahun, tidak punya pilihan. Ia sudah rela duduk berjam-jam, menahan panas dan disengat serangga di kawasan hutan lindung demi mendapat sinyal internet. Cuma ini satu-satunya cara Suci bisa ikut pelatihan online. Ia butuh materi pelatihan ini supaya siswanya berdaya belajar dari rumah (BDR).

Maret lalu Kemdikbud menutup semua sekolah karena wabah Covid-19 sampai ke Indonesia. Termasuk menutup sekolah tempat Suci mengajar di SDN 009 Tanah Tidung, Desa Sambungan Transmigrasi Tahap 1, Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung  (KTT), Kalimantan Utara (Kaltara). Penutupan sekolah ini membuat Suci dan guru lain kelimpungan. Pasalnya mereka tidak mengerti betul soal BDR. Mereka hanya terpikir meminjamkan buku paket Kurikulum 2013. Harapannya anak membaca buku ini selama di rumah.

Suciningsih, Guru SDN 009 Tana Tidung bertahan berjam-jam di pinggir hutan untuk mendapatkan sinyal internet agar bisa mengikuti pelatihan daring.

"Stres juga kami. Berusahalah kami cari informasi sana-sini," kata alumnus Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Tegal, Jawa Tengah tahun 1987 ini, Sabtu (25/7). Suci sendiri pindah dari Jawa Tengah ke Kalimantan karena ikut program transmigrasi di tahun 2003.

Dinas Pendidikan (Disdik) KTT ikut turun tangan. April lalu guru-guru seperti Suci dilatih melakukan pemetaan moda belajar. Pemetaan ini membuat guru bisa memilih sarana belajar untuk siswa. Mereka bisa memakai moda daring (dalam jaringan), daring tanpa tatap muka, dan luar jaringan (luring).

Moda daring merupakan cara belajar online dengan video conference. Sedangkan moda daring tanpa tatap muka, guru hanya mengirimkan tugas kepada siswa memakai whatsapp. Moda yang paling sulit adalah moda luring. Guru harus mengantarkan bahan ajar langsung ke rumah siswa. Tidak jarang guru harus memakai perahu membelah sungai, dan berjalan kaki menembus hutan, baru bisa sampai ke perkampungan siswa.

Selain pelatihan pemetaan moda belajar, Suci juga dilatih menggunakan lembar aktivitas siswa (LAS) yang bermakna dan kontekstual. LAS ini didesain agar anak senang belajar di rumah. Materi-materi LAS yang berkualitas sudah banyak tersedia di berbagai website pendidikan. Namun tantangannya semua materi pelatihan dan LAS itu harus diakses secara online.

Di sisi lain tidak semua tempat di KTT punya akses listrik dan sinyal internet. Desa tempat Suci mengajar contohnya. “Tapi kami tidak menyerah dengan situasi ini. Kami berusaha mencari sinyal internet kemana-mana," kata Suci.

Guru-guru SDN 002 Tana Tidung mengarungi Sungai Sesayap di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara untuk mengantarkan bahan belajar kepada siswa di Desa Mengkabid.

Berbekal pelatihan online, Suci semakin percaya diri menjalankan BDR. Ia juga diberi tugas melatih guru-guru lain disekolahnya untuk menggunakan LAS. Anak-anak transmigran di desa Suci, tidak lagi diberi tugas  membosankan seperti membaca dan meringkas buku teks. Mereka mulai diperkenalkan dengan cara pencegahan penularan virus Corona, materi kecakapan hidup dan pendidikan karakter.

Evaluasi BDR

Tidak mudah menjalankan program BDR di daerah yang aliran listrik dan internetnya tidak merata, seperti KTT.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) KTT, Jafar Sidik  mengatakan mereka harus bekerja lebih keras supaya Program BDR benar-benar jalan. Disdik KTT harus melayani ribuan pelajar yang tersebar di wilayah seluas 4.828 kilometer persegi. Walau hanya satu kabupaten, tapi KTT lebih luas dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Siswa mereka ada disepanjang hutan, rawa, sungai dan pesisir. Keadaan ini semakin berat karena belum semua perkampungan di KTT bisa diakses melalui jalan darat. Kalau BDR tidak jalan, maka banyak anak akan mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss). "Tapi kami punya strategi menghadapi tantangan ini," kata Jafar.

Jafar mengatakan dari hasil pemetaan BDR periode pertama, Disdik KTT menemukan 11 persen anak bisa belajar menggunakan moda daring, 52 persen memakai moda daring tanpa tatap muka, dan 37 persen harus belajar dengan moda luring. Pemetaan ini melibatkan lebih dari 4.500 siswa PAUD, SD dan SMP. Hasil evaluasi yang sama menunjukkan 88.13 persen siswa tetap belajar selama BDR periode pertama. “Tapi kami juga menemukan masih ada 11.87 persen siswa yang tidak belajar. Kebanyakan anak-anak yang tidak belajar ini, adalah anak-anak yang menggunakan moda daring tanpa tatap muka dan luring," ujar Jafar.

Strategi Disdik

Berbekal hasil evaluasi  periode pertama, Disdik KTT merancang strategi baru untuk tahun ajaran 2020/2021. Strategi itu meliputi 5 komponen: pemetaan ulang moda belajar, penggunaan bahan ajar yang kontekstual dan bermakna, implementasi program budaya baca, pendampingan belajar, dan monitoring. “Kami mendesain strategi ini dengan bantuan dari Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Forum Masyarakat Literasi Indonesia (FORMALINDO),” kata Jafar.

Jafar mengatakan pemetaan ulang moda belajar siswa, merupakan kunci penting di awal tahun ajaran baru. Melalui pemetaan ulang ini, kepala sekolah dan guru bisa melihat kembali moda belajar yang benar-benar efektif dipakai siswa. Pemetaan ulang dilakukan dengan melihat partisipasi belajar siswa di periode lalu. Jika ditemukan ada anak yang tidak aktif, maka kepala sekolah, guru dan orangtua bisa bekerja sama memilih moda belajar terbaik untuk siswa.

Sedangkan untuk materi belajar, Disdik KTT melakukan penyesuaian kurikulum. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdik KTT, Irdiansyah (43 tahun) mengatakan penyesuaian dilakukan karena berkurangnya jam belajar siswa. Seiring berkurangnya jam belajar, maka tidak semua kompetensi dasar (KD) di dalam kurikulum bisa tuntas diajarkan. Kemdikbud mengizinkan daerah melakukan penyesuaian kurikulum sesuai kondisi dan kebutuhan daerah.

"Kami membentuk tim khusus untuk memilih KD pra-syarat dan esensial yang digunakan guru selama tahun ajaran baru nanti. Tim ini terdiri dari guru-guru terbaik dari setiap mata pelajaran," kata dia.

Tim khusus ini juga diberi tugas melatih guru menerjemahkan KD menjadi bahan ajar. Selama BDR ini, Disdik KTT tetap menggunakan materi ajar yang bermakna dan kontekstual. Caranya dengan mengintegrasikan KD dengan topik literasi, numerasi, kecakapan hidup, penanganan COVID, Perilaku hidup bersih dan sehat, spiritual keagamaan, dan pendidikan karakter. "Pengintegrasian topik-topik ini bertujuan memberikan pengalaman belajar bermakna, sehingga perilaku siswa dapat berubah menghadapi COVID-19 dan mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru,"  ujarnya.

Hasil belajar anak-anak KTT nantinya lebih bervariasi dalam bentuk poster, video, slogan, graphic organizer dan bentuk lainnya. Mereka tidak lagi monoton menjawab soal-soal dan menghitung angka-angka. Materi belajar bergantian diambil siswa ke sekolah dan diantarkan guru ke rumah siswa. Semua biaya penggandaan dan distribusi bahan ajar ditanggung oleh Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dari APBD KTT.

Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (Kasi GTK) Disdik KTT, Diana (37 tahun) menyebut pendampingan belajar sebagai salah satu strategi penentu keberhasilan program BDR. Terlebih di daerah yang tidak memiliki akses listrik dan internet.  Disdik telah meminta guru mengunjungi rumah-rumah siswa. Melalui pendampingan ini, guru bisa menjelaskan penggunaan materi belajar sekaligus memotivasi semangat belajar anak.

Kepala sekolah diwajibkan menyediakan masker, pelindung wajah, hand sanitizer dan cairan disinfektan untuk dipakai guru dan siswa.  "Dinas pendidikan dan dinas kesehatan bekerja sama membuat prosedur kunjungan rumah sesuai protokol kesehatan yang ketat," kata Diana.

Selain program pembelajaran, Disdik KTT juga mendesain program budaya baca. Program ini bertujuan membuat anak senang membaca selama di rumah. Sekolah sudah merancang mekanisme peminjaman buku non-teks pembelajaran kepada siswa. Buku yang dipinjamkan adalah buku yang bisa memicu imajinasi anak seperti buku cerita, cerita pendek, novel, buku sastra, komik dan buku sains. Peminjaman buku diberikan kepada siswa, setiap kali mereka mengumpulkan tugas kepada guru.  Sedangkan siswa SD yang belum bisa membaca, buku cerita dibacakan orangtua atau keluarga di rumah. Sekolah dan paguyuban kelas bertugas melatih orangtua agar bisa membacakan buku cerita dengan teknik menarik.

Disdik KTT juga melaksanakan pemetaan kemampuan membaca siswa kelas awal. Pemetaan menggunakan alat penilaian formatif. Dengan pemetaan ini, guru bisa melihat kemampuan membaca anak. Mulai menguasai huruf, suku kata dan kata. Dari sana guru bisa mendesain bahan ajar yang sesuai dengan kemampuan anak.

Disdik KTT mengawasi semua program BDR secara berkala. Sekolah wajib melaporkan tingkat keaktifan belajar siswa setiap bulan. Sekolah juga harus menuliskan praktik baik pembelajaran dan manajemen sekolah untuk dipublikasikan melalui website gurutanatidung.id. Setiap bulan Disdik KTT menggelar webinar sebagai sarana berbagi pengalaman menjalankan BDR. Webinar ini diisi kepala sekolah, guru dan orangtua secara bergantian. Kemudian disdik juga melakukan kunjungan rutin ke rumah siswa secara acak. Kunjungan ini untuk melihat secara langsung perkembangan belajar anak di rumah.

Semua pembiayaan program BDR di KTT menggunakan BOS, BOP, dan anggaran Disdik KTT sendiri. Re-alokasi anggaran dilakukan agar anak-anak KTT tidak mengalami penurunan kemampuan belajar (learning loss). Semakin lama tidak belajar, semakin turun pula kemampuan anak memahami materi ajar. Penurunan kemampuan belajar ini, bisa berdampak kepada meningkatnya angka putus sekolah di masa depan. Melalui strategi baru ini, pemda  ingin memastikan semua anak KTT bisa belajar dan berkembang walau mereka berada di rumah. 

Erix Hutasoit / SDA

Untuk menghindari kekeliruan dalam pengisian blangko ijazah tahun pelajaran 2019/2020, Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung menyelenggarakan sosialisasi tata cara pengisian blangko ijazah pada Jumat (24/7).

Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi Google Meet ini diikuti oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan penulis ijazah di setiap satuan pendidikan SD dan SMP.

"Tata cara penulisan ijazah diatur dalam Peraturan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 5 Tahun 2020. Terdapat beberapa perubahan dari regulasi sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dipahami oleh kepala sekolah dan tim penulis ijazah untuk menghindari kekeliruan penulisan" jelas Irdiansyah, S.Sos., MM selaku kepala Bidang Pendidikan Dasar saat memaparkan materi.

Selain itu, juga disosialisasikan kalender pendidikan tahun pelajaran 2020/2021. Salah satu kebaruan dalam kalender pendidikan tersebut adalah tidak adanya ujian nasional.

"Ujian Nasional akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum. Dilakukan bagi siswa kelas 4 SD dan 8 SMP. Namun, kita belum mendapatkan regulasi pelaksanaannya" tambahnya mengakhiri.

Materi yang disajikan dapat diunduh berikut ini
Materi sosialisasi

Guru SD Negeri 001 Tana Tidung memetakan kemampuan membaca di rumah siswa


Program belajar dari rumah dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak mewabahnya Covid-19. Program ini tak lepas dari berbagai tantangan. Diantaranya rendahnya partisipasi belajar anak dari rumah. Berbagai faktor menjadi penyebabnya, diantaranya keterbatasan akses guru dengan siswa dan bahan belajar dari rumah.

Namun, Tana Tidung memiliki stategi khusus dalam menjalankan program yang dikenal BDR ini. Setelah mencermati regulasi yang ditetapkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung melalui Dinas Pendidikan dan OPD lainnya yang tergabung dalam Pos Pendidikan menjalankan kebijakan untuk memastikan pendidikan berkualitas menjangkau seluruh siswa dengan  mengutamakan kesehatan dan kelamatan siswa, guru, dan keluarga.

"Kami menyusun strategi baru meliputi pemetaan ulang moda belajar, perampingan kompetensi dasar (KD) di dalam kurikulum, pembuatan bahan ajar yang bermakna dan kontekstual, pendampingan belajar, program budaya baca, dan monitoring" kata Jafar Sidik, SE Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung.

Reni Sari Bunga, S.Pd, Kepala SD Negeri 002 Tana Tidung menggunakan perahu untuk memberikan layanan pembelajaran kepada siswanya yang tinggal di seberang sungai Sesayap 

Rupanya strategi tersebut menyita perhatian media. Berbagai media nasional mewartakan praktik baik ini dan menjadikan model pelaksanan BDR bagi daerah lainnya. 

"Informasi yang kami terima, belum semua daerah melakukan hal yang kita lakukan. Bahkan komunikasi terakhir dengan Tim Pengembang Bahan Ajar Kemendikbud, mereka masih tahap desain. Alhamdulillah kita sudah menyiapkan lebih awal" tambahnya.

Berbagai media yang memublikasi program BDR Tana Tidung dapat dibaca pada tautan berikut ini



Puji Lestari, M.Pd, guru SD Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung mengunjungi rumah siswa untuk memberikan lembar aktivitas yang sesuai kemampuan siswanya


Tahun pelajaran 2020/2021 diselenggarakan di tengah pandemi. Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung menetapkan moda belajar dari rumah.  Pembelajaran tatap muka pun belum dapat dilaksanakan di sekolah. Berbagai tantangan mengemuka diantaranya bagaimana memberikan layanan pembelajaran khususnya bagi siswa baru kelas 1 di sekolah dasar. 

Sekolah pada umumnya belum mengetahui kemampuan membaca siswa baru karena tidak diperkenankannya melakukan tes saat pendaftaran. Sedangkan kemampuan tersebut menentukan jenis layanan pembelajaran yang diberikan.

Namun demikian, SD Negeri  Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung memiliki strategi untuk mengetahui kemampuan dasar tersebut dengan melakukan pemetaan kemampuan membaca. Pemetaan dilakukan di rumah siswa menggunakan instrumen yang disediakan Dinas Pendidikan. Dalam pelaksanaannya, guru dan siswa menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan Dinas Kesehatan. 

"Dari hasil pemetaan tersebut, kita memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Bagi yang lancar membaca diberikan lembar aktivitas level membaca. Yang belum, diberikan lembar aktivitas mengenal huruf" kata Zulfiansyah, M.Pd, Kepala SD Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung.

Puji Lestari, M.Pd melakukan home visit untuk memberikan layanan pembelajaran kepada siswa yang belajar dari rumah dengan moda daring


Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos., MM mengatakan bahwa lembar aktivitas tersebut disediakan Dinas Pendidikan melalui Tim Pengembang yang dilatih khusus para ahli. Ada dari Pusat Kurikulum Kemdikbud, Forum Masyarakat Literasi Indonesia (Formalindo), hingga INOVASI (Lembaga Pendidikan Kemitraan Indonesia dengan Australia).

"Dari 16 guru SD Tana Tidung yang masuk Tim, ada 4 guru SD Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung yang terpilih dan berkontribusi aktif dalam menulis lembar aktivitas tersebut" tukasnya.


Penulis: Puji Lestari, M.Pd
Editor: Musakkir

Sumaryanti, Guru SD di Tana Tidung melakukan pemetaan kemampuan membaca siswa baru di rumah siswanya

Sumaryanti, Guru SD di Tana Tidung melakukan pendampingan belajar di rumah siswa selama BDR

Anak-anak di Indonesia terancam mengalami penurunan kemampuan belajar atau learning loss selama pandemi COVID-19. Sekalipun Kemdikbud sudah meluncurkan program Belajar dari Rumah (BDR), namun masih banyak anak tidak aktif belajar.

Hal itu dipaparkan oleh Wakil Ketua Forum Masyarakat Literasi Indonesia (Formalindo) saat diskusi bersama dengan wartawan dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN), di Medan, Kamis (23/07).

Erix menuturkan anak-anak yang tidak memiliki perangkat digital seperti laptop, telepon seluler dan paket internet, serta anak-anak di daerah minim akses listrik dan internet, paling berpotensi mengalami learning loss.

“Di kota besar seperti Medan saja, ternyata ada ratusan anak yang tidak bisa belajar daring atau online, sekalipun listrik dan jaringan internet sudah tersedia. Faktor kemiskinan menghambat kesempatan anak-anak ini untuk belajar,” terangnya.

Lebih lanjut Erix mengatakan, keseriusan pemerintah daerah (Pemda) menjalankan program BDR merupakan kunci untuk memotong potensi learning loss. Pemda tidak bisa menyerahkan semua urusan DBR hanya kepada sekolah.

Erix mengatakan Kabupaten Tana Tidung (KTT) di Kalimantan Utara, merupakan salah satu daerah yang progresif menjalankan BDR. KTT sendiri memiliki luas wilayah 4.828 kilometer persegi, atau lebih luas dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Keadaan ini semakin berat karena belum semua perkampungan di KTT bisa diakses melalui jalan darat. “Tapi presentase partipasi belajar siswa mereka selama BDR lebih dari 88 persen. Patut diapresiasi,” jelasnya.

Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (Kasi GTK) Disdik KTT, Diana melalui paparan virtual mengatakan sejak sekolah ditutup, pihaknya langsung melakukan pemetaan moda belajar. Pemetaan ini berhasil menentukan cara agar siswa bisa belajar dari rumah.

Dari 4.500an siswa PAUD, SD dan SMP yang dipetakan, ditemukan 11 persen anak bisa belajar menggunakan moda dalam jaringan (daring). Sebanyak 52 persen belajar menggunakan moda daring tanpa tatap muka, dan 37 persen menggunakan moda luar jaringan (luring).

Diana mengatakan, Disdik KTT sudah mendesain strategi baru untuk mencegah anak mengalami learning loss. Strategi ini dirancang Disdik KTT bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) di tingkat SD dan Formalindo ditingkat SMP.

Strategi ini didesain berdasarkan pengalaman menjalankan BDR periode sebelumnya. Hasil evaluasi KTT menunjukkan 11.87 persen siswa tidak belajar di periode pertama. Kebanyakan siswa yang tidak belajar ini, menggunakan moda daring tanpa tatap muka dan luring.

“Strategi baru kami meliputi pemetaan ulang moda belajar, perampingan kompetensi dasar (KD) di dalam kurikulum, pembuatan bahan ajar yang bermakna dan kontekstual, pendampingan belajar, program budaya baca, dan monitoring,” tambahnya.

Semua pembiayaan program BDR di KTT menggunakan Biaya Operasional Sekolah (BOS), Biaya Opersional Pendidikan (BOP) dari APBD KTT dan anggaran Disdik KTT sendiri. Re-alokasi anggaran dilakukan agar anak KTT bisa belajar dan berkembang walau harus berada di rumah.

Tulisan ini sebelumnya telah dipublikasi di https://www.gatra.com/detail/news/485548?t=1#


Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, kegiatan diawali dengan pengenalan lingkungan sekolah. Sebaigamana dikemukakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2016 tentang pelaksanaan MPLS, kegiatan ini harus dilaksanakan di sekolah. 

Namun karena awal pelajaran kali ini di masa pandemi COVID-19, MPLS di sekolah ditiadakan. Kegiatan MPLS secara tatap muka di sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam Surat Edaran Bupati Tana Tidung Nomor 420/204/Disdik.I.I/VII/2020 tentang Penyelenggaran Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Walau demikian, SMP Negeri Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung berinovasi dengan melaksanakan pengenalan lingkungan sekolah dan asrama atau dikenal MPLS dan MPLA dengan berbagai moda. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 13 - 15 Juli 2020 ini  mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan, Jafar Sidik, SE.

"Inovasi menjadi budaya sekolah ini dan menjadi ciri keunggulannya. Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik baru tentang cara belajar dari rumah secara efektif dan pencegahan Covid-19" harap Jafar Sidik dalam sambutannya kala membuka kegiatan ini secara virtual.

Kepala Sekolah, Sabir Taqwa, S.Pd menjelaskan bahwa tiga moda yang digunakan untuk memberikan materi kegiatan yaitu daring tatap muka atau virtual melalui google meet, daring tanpa tatap muka melaui saluran Youtube dan luring bagi siswa tanpa jaringan melalui diktat yang diantarkan langsung ke rumah peserta didik. 

"Ragam moda ini kami lakukan agar dapat menjangkau seluruh peserta didik. Untuk mengetahui pemahaman peserta didik baru terhadap materi yang diberikan, kami menyediakan lembar kerja dan penilaiannya. Baik menggunakan form online maupun cetak" tambahnya.

Kegiatan MPLS/MPLA ini ditutup oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Bapak Irdiansyah, S.Sos, MM.  Irdiansyah melakukan penggantian atribut siswa yang diwakili oleh Ananda Andhika dan Helga Belani Paramesti dengan tetap melakukan protokol kesehatan.

Gunakan sandi untuk membuka halaman ini dan mengunduh file lembar aktivitas. Sandi dapat diperoleh pada Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung atau menghubungi admin melalui call whatsapp atau email gurutanatidung@gmail.com
Masukkan Password Untuk Mengakses Halaman ini!

Gunakan sandi untuk membuka halaman ini dan mengunduh file lembar aktivitas. Sandi dapat diperoleh pada Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung atau menghubungi admin melalui call whatsapp atau email gurutanatidung@gmail.com
Masukkan Password Untuk Mengakses Halaman ini!

Gunakan sandi untuk membuka halaman ini dan mengunduh file lembar aktivitas. Sandi dapat diperoleh pada Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Tidung atau menghubungi admin melalui call whatsapp atau email gurutanatidung@gmail.com
Masukkan Password Untuk Mengakses Halaman ini!

Kelas 1

Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
                                                            Kelas 6
                                                            Lembar Aktivitas 1
                                                            Rubrik Aktivitas 1

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4
                                                            Lembar Aktivitas 3

Kelas 5

Kelas 6




Kelas 1
Lembar Aktivitas 1

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget