Juni 2021


Dalam rangka meningkatkan kompetensi serta kapasitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyediakan layanan teknologi berupa akun pembelajaran untuk mengakses layanan/aplikasi pembelajaran berbasis elektronik.

Untuk optimalisasi layanan teknologi tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung menyelenggarakan Sosialisasi Aktivasi Akun Pembelajaran secara daring, pada Selasa (29/06/2021).


Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Irdiansyah, S.Sos., MM mengemukakan bahwa akun ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses dan akses layanan pembelajaran bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan.

"Akun belajar.id mendukung program digitalisasi sekolah yang merupakan turunan dari program KTT Digital yang digagas Bupati. Manfaat yang dapat digunakan akun ini diantaranya memiliki media penyimpanan cloud tanpa batasan storage, kemudahan membuat video pembelajaran, bekerja dengan cara berkolaborasi, video conference tanpa ada batasan waktu, dan juga membuat kelas virtual dengan mudah" jelasnya kepada peserta yang terdiri dari guru, operator dapodik, dan tenaga kependidikan SD dan SMP sekabupaten Tana Tidung.

Untuk memperoleh berbagai fasilitas layanan teknologi penunjang pembelajaran tersebut, guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik diharapkan segera melakukan aktivasi akun yang dapat dilihat pada laman https://belajar.id




Salah satu kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung untuk meningkatkan kualitas pendidikan ialah dengan meningkatkan kualitas guru. Menindaklanjuti hal tersebut,  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penandatanganan kerjasama dengan LPTK IAIN Samarinda di Tarakan, pada Senin (28/06/2021). 

Kerjasama tersebut berupa penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan bagi guru pendidikan agama Islam. Tahun ini, sejumlah tujuh guru agama Islam di KTT akan mengikuti PPG yang diselenggarakan IAIN Samarinda. Biaya pendidikan di LPTK ditanggung oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Hadir dalam penandatangan kerjasama tersebut, Dekan FTIK IAIN Samarinda Dr. Muhammad Eka Mahmud, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar KTT Irdiansyah,  S.Sos., MM, Plt Kadisdikbud Provinsi Kaltara Drs. Hendri Teguh, Kadisdik Kota Tarakan, dan Kepala Kemenang Kota Tarakan.

Muhammad Eka Mahmud menyampaikan bahwa pada prinsipnya pihaknya memberikan layanan yang terbaik dalam penyelenggaraan PPG. Sehubunganan masih kondisi pandemi, maka materi akan diberikan secara daring. Ia juga mengapresiasi kepada kabupaten kota yang turut memfasilitasi guru dalam pelaksanaan PPG. Harapannya, peserta dari Kaltara dapat lulus PPG dan menjadi guru profesional.

Di tempat yang sama, Irdiansyah mengatakan bahwa Pemda KTT berkomitmen meningkatkan sumber daya manusia sebagaimana menjadi misi Bupati dan Wakil Bupati. Untuk mewujudkan misi tersebut, dibutuhkan guru profesional sebagai ujung tombak penyelenggara pendidikan.

"KTT menyiapkan anggaran dari APBD untuk meningkatkan jumlah guru bersertifikasi dengan memberikan bantuan biaya mengikuti PPG dan menyediakan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi guru. Selain itu, ada program apresiasi guru pada berbagai kompetisi seperti Olimpiade Guru, Pemilihan Guru Berprestasi, dan lainnya untuk memotivasi guru meningkatkan kompetensinya" tutupnya.


Kegiatan Simposium Budaya Tidung yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung (KTT), dibuka secara langsung oleh Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali, Rabu 23 Juni 2021.

Ketua Panitia Simposium Budaya Tidung, Jafar Sidik mengatakan, simposium ini merupakan awal untuk menghimpun semua suku asli yang ada di Kabupaten Tana Tidung (KTT), baik itu Suku Tidung maupun Suku Belusu. Dengan harapan budaya dari kedua suku tersebut dapat dikenal masyarakat luas.

Melalui kegiatan ini kita bisa menghidupkan kedua budaya suku asli KTT, sehingga budaya suku asli KTT bisa diketahui. Bukan saja masyarakat Tana Tidung, tapi juga masyarakat Kaltara maupun masyarakat luar Kaltara,” kata Jafar Sidik.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan simposium budaya Tidung akan dilaksanakan selama tiga hari, dan pada hari ini Rabu, 23 Juni 2021 adalah pembukaan kegiatan.

Selama berlangsungnya simposium ini, pihaknya akan melaksanakan rapat-rapat komisi, guna mengetahui budaya Tidung apa saja yang harus dipatenkan. Begitu juga dengan budaya Belusu.

Jafar Sidik yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan KTT itu mengatakan bahwa Suku Tidung cukup banyak di Kaltara, baik di Tarakan, Sembakung, Bulungan, maupun Malinau. Untuk itu, ia mengatakan dengan adanya perbedaan Tidung yang ada di Kaltara, kegiatan ini dilaksanakan, agar budaya Tidung yang ada di KTT memiliki ciri khas sendiri, begitu pula dengan daerah lain, memiliki ciri khas tersendiri.

Begitu juga dengan setiap budaya di masing-masing kecamatan yang ada di KTT, yang mana memiliki masing-masing budaya Tidung sendiri. Untuk itu dilakukan kegiatan ini, agar dapat dipersatukan.

“Kita akan mengompakkan budaya ini, jadi nanti yang keluar itu tidak ada lagi budayanya Sesayap, budayanya Bebatu, dan sebagainya. Tapi ini budaya Kabupaten Tana Tidung, begitu juga dengan budaya dari suku Belusu” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali saat menyampaikan sambutannya mengatakan, Budaya menjadi suatu identitas dan jati diri yang perlu dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Menurut Ibrahim Ali, dengan derasnya arus globalisasi dan pesatnya perkembangan zaman, telah berdampak pada lunturnya nilai-nilai dan karakteristik budaya lokal. Sehingga peran serta dan sinergitas antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan guna menjaga eksistensi kebudayaan agar tidak tergerus oleh zaman, terutama kepada generasi muda sebagai pewaris dan penerus kebudayaan.

Maka dari itu, Simposium ini hadir untuk menggali dan mengeksplorasi budaya Tidung Belusu agar dapat dilestarikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Ibrahim Ali.

Ibrahim Ali berharap forum ini mampu menggali lebih dalam tentang kebudayaan Tana Tidung, sehingga dapat memperkaya pokok pikiran kebudayaan di KTT. Hasil dari simposium ini akan dipatenkan dan didaftarkan hak kekayaan intelektual (HAKI) pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Dengan adanya pengakuan secara institusional, Budaya Tidung dapat terus eksis dalam kehidupan di masa mendatang. Hasil simposium ini juga menjadi bahan utama dalam penyusunan kurikulum muatan lokal di sektor pendidikan,” jelasnya.

Sedangkan di sektor ekonomi, kata Ibrahim Ali, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku budaya dan seni seiring penerapan produk budaya yang masif dilakukan. Ornamen dan komponen kebudayaan lokal dapat menjadi identitas budaya yang berdaya jual, baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional, dengan tanpa mengurangi esensi dari budaya itu sendiri.

Identitas daerah, kata Ibrahim Ali perlu untuk dikembanghidupkan kembali. Pemerintah daerah akan mendukung penuh untuk mengembangkan identitas daerah.

Sebagai bentuk implementasi pengembangan budaya tersebut, kata ibrahim Ali perlu dibentuk yang namanya Dewan Kesenian Daerah untuk mengembangkan adat istiadat di KTT.

“Siapapun nanti yang terpilih menjadi Dewan Kesenian, kami minta untuk tidak berdiri di sebelah kiri atau pun sebelah kanan, tetapi berdirilah di tengah-tengah dalam mengayomi budaya yang ada di Tana Tidung,” pesan Bupati Ibrahim Ali.

Masih dikesempatan yang sama, Bupati mengingatkan kepada Ketua Dewan Adat yang terpilih nantinya untuk dapat menyusun anggaran yang diberikan oleh pemerintah daerah secara total.

Di akhir sambutannya, Ibrahim Ali Berpesan agar semangat dalam proses mengeksplorasi budaya, melalui rapat komisi berpotensi menimbulkan silang pendapat di antara tokoh dan pelaku budaya. Oleh karena itu ia berharap agar rapat komisi dapat disikapi dengan bijak dengan saling menghargai dan menghormati, serta duduk bersama menyamakan persepsi dengan mengesampingkan ego pribadi.

“Yang muda menghormati yang senior, yang senior menyayangi yang muda. Dengan demikian semua akan dapat mengemukakan pandangan dan pengetahuannya tentang budaya Tidung dan Belusu,” tutupnya.(*)

Reporter : Dwi
Editor: M. Yanudin

Sumber: Benuanta



Hingga hari ketiga, pendaftaran peserta didik baru (PPDB) di Tana Tidung berjalan lancar. Pendaftaran yang dilakukan secara online melalui aplikasi berbasis website mendapat respon beragam dari orang tua dan guru.

Wiwik, orang tua yang mendaftarkan anaknya ke jenjang sekolah dasar mengaku sangat terbantu dengan adanya aplikasi PPDB yang dibuat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Menurutnya, dengan adanya aplikasi tersebut ia tidak perlu datang langsung ke sekolah.

"Cukup menggunakan HP untuk mendaftarkan anak saya melalui aplikasi PPDB sehingga menghemat waktu. Khususnya bagi saya seorang pekerja. Aplikasi tersebut juga dibuat sangat mudah untuk dipahami tata cara pengisiannya. Jadi kami orang tua bisa cepat memahami dalam pengisian data-data yang diperlukan dan juga pada saat mendaftar dapat dilakukan di mana saja dan kapan pun (dalam masa pendaftaran)"  tambahnya.

Manfaat PPDB online juga dirasakan Wawan, guru SMP Negeri 1 Tana Tidung. Menurutnya, PPDB tahun ini membantunya dalam memberikan layanan yang cepat, efisien dan praktis kepada orang tua dan calon siswa.

"Akses informasi bagi orang tua (masyarakat) lebih cepat dan akurat. Sangat berbeda dengan PPDB manual tahun lalu yang dapat menyebabkan penumpukan pendaftar di sekolah. Apalagi di masa pandemi Covid-19, PPDB online ini sangat membantu mencegah kerumunan di sekolah yang dapat berpotensi menjadi penyebaran Covid-19" kata Wawan.

Guru di kecamatan Tana Lia tersebut melanjutkan, untuk orang tua calon siswa yang kurang paham teknologi, tidak menjadikan masalah karena sekolahnya memfasilitasi pendaftaran offline di sekolah. Sejauh ini, yang mendaftar langsung di sekolah juga masih dalam jumlah relatif kecil.

Namun berbeda yang dialami salah seorang orang tua yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menyoroti jalur zonasi yang diterapkan dan kuota yang dibatasi. Menurutnya, kebijakan tersebut, cukup merepotkan untuk mendaftar pada sekolah yang diinginkan anaknya yang berada di luar zonasi yang ditetapkan karena aplikasi menolak secara otomatis.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jafar Sidik mengatakan bahwa penerapan zonasi merupakan kebijakan yang diatur mulai dari tingkat pusat melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 dan diturunkan hingga tingkat daerah.

"Jalur zonasi dimaksudkan untuk mendekatkan siswa dengan sekolah. Penetapan zonasi juga memperhatikan daya tampung sekolah. Itu sebabnya setiap sekolah diberikan kuota yang telah diperhitungkan berdasarkan potensi pendaftar dengan daya tampung sekolah" kata Jafar.

Walau demikian, tambahnya, selain bisa mendaftar pada sekolah sesuai zonanya, calon siswa juga dapat memilih sekolah di luar zonanya melalui jalur prestasi atau afirmasi. Khusus untuk jalur prestasi, hanya disediakan bagi pendaftar jenjang SMP yang dibuktikan dengan penghargaan yang diraih minimal tingkat kabupaten.

Artikel ini sebelumnya di publikasi di Benuanta dengan judul PPDB Online Menuai Respon Baik Dari Berbagai Pihak


TANA TIDUNG – Bupati Tana Tidung, Ibrahim Ali melantik 5 orang Dewan Pendidikan Kabupaten Tana Tidung (KTT) untuk masa jabatan 2021-2026.

Pelantikan dilaksanakan di Ruang Rapat Wakil Bupati Tana Tidung, Selasa, 15 Juni 2021.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tana Tidung Jafar Sidik menjelaskan, pelantikan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tana Tidung Nomor 420/176/K-V/2021.

“Dari 13 orang yang terdaftar menjadi calon Dewan Pendidikan, setelah dilakukan verifikasi (seleksi) dari panitia seleksi, maka panitia (menyerahkan 11 nama dan Bupati) menetapkan 5 orang Dewan Pendidikan yang terdiri dari Ketua, sekretaris, bendahara dan anggota,” ungkap Jafar Sidik.

Adapun Dewan Pendidikan yang dilantik yaitu sebagai Ketua Nur Syafa'at, M.Ap., Sekretaris Saleh Afif, S.Pd.i., Bendahara Bakri, SH., dan anggota Hengki Tornado, S.Sos., dan Drs. H. Dedy Sulaiman, M.Ap.

Ini adalah periode pertama Dewan Pendidikan di Kabupaten Tana Tidung. Sebab selama 13 tahun Kabupaten Tana Tidung terbentuk, belum ada Dewan Pendidikan. Untuk itu Jafar Sidik berharap Dewan Pendidikan yang telah dilantik dapat aktif dalam membantu penyelenggaraan pendidikan, dan bersinergi dengan pemerintah dalam melaksanakan program KTT Cerdas, sesuai dengan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali dan Hendrik.

Baca selengkapnya di Benuanta dengan judul 

Lantik Dewan Pendidikan, Ibrahim Ali Pesan Jadikan Sarana Pengabdian, Bukan Wadah Mencari Uang


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan aplikasi penerimaan peserta didik baru (PPDB). PPDB berbasis website ini merupakan salah satu terobosan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan.  PPDB didasari oleh Permendikbud nomor 1 tahun 2021 yang secara teknis pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Bupati nomor 17 tahun 2021.

"Sesuai dengan program nawacita Bupati yaitu KTT Digital. Kita menggiatkan pemafaatan teknologi dalam layanan publik termasuk inovasi di bidang pendidikan. Semoga dengan PPDB online ini dapat memudahkan orang tua mendaftarkan anaknya bersekolah dengan cukup mengunakan HP" kata Kepala Dinas, Jafar Siddik.

Jafar menambahkan orang tua yang kesulitan mendaftar online, dapat melakukan pendaftaran secara offline di sekolah dengan membawa berkas persyaratan. Panitia di sekolah yang akan mendaftarkan secara online.

Harapannya dengan adanya PPDB online dan offline ini dapat meningkatkan Angka Partisipasi Murni yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.




Bupati Tana Tidung membuka pembelajaran tatap muka (PTM) pada sekolah yang menjadi kewenangannya yaitu SD dan SMP sejak bulan April yang lalu. Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara, Drs. Teguh Henri Susanto, M.Pd mengatakan bahwa SMA, SMK, dan SLB di Tana Tidung juga segera diajukan pembukaannya kepada Gubernur.

Ia mengatakan bahwa proses pembukaan PTM pada sekolah yang menjadi kewenangannya akan menerapkan prosedur seperti yang dilakukan Pemda KTT. Hal tersebut dikemukakannya dalam Rapat Koordinasi Pendampingan Kebijakan Kemendikbudristekdikti ke Pemda yang digelar LPMP Kaltara di Tarakan pada Kamis, 11/06/2021.

"Tana Tidung membuka PTM dengan melibatkan berbagai OPD dan menyusun SOP (standar operasional prosedur). Dalam SOP tersebut diatur peran dan tugas lintas OPD seperti Satpol PP mencegah potensi kerumuman, Dinas Kesehatan melakukan supervisi kesiapan sekolah, Dinas Perhubungan mengatur lalu lintas, dan berbagai OPD lainnya. Ini sangat baik untuk kita terapkan" tambahnya.

Ia berharap bukan hanya SMA, SMK, dan SLB yang ada di KTT melakukan PTM tetapi sekolah lainnya di Kaltara  juga dapat menerapkan walupun secara terbatas. "PTM cukup dua hari seminggu dan belajarnya 3 jam sehari" kata Teguh.

Di tempat yang sama, Kepala Disdikbud KTT yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Irdiansyah menyambut baik atas rencana tersebut. Ia mengatakan bahwa guru dan tenaga kependidikan SMA, SMK, dan SLB di KTT juga telah dilakukan vaksinasi seperti guru lainnya. Ia pun bersedia berbagi pengalaman KTT membuka PTM jika dinilai sebagai praktik baik.

"PTM dibuka sebagai upaya memitigasi learning loss akibat belajar dari rumah yang berkepanjangan. Saat PTM, tidak hanya protokol kesehatan yang harus diperhatikan tetapi juga proses pembelajarannya. Di awal PTM difokuskan pada pembiasaan menerapkan protokol kesehatan dan pemulihan kemampuan belajar melalui assesment formative" tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa untuk mendapatkan izin PTM, sekolah harus memenuhi daftar periksa dan melaporkan ke Dinas Pendidikan melalui laman yang disiapkan Kemendikbudristekdikti. Selanjutnya Dinas Kesehatan melakukan supervisi kesiapan sekolah dan melaporkannya ke Satgas. Hanya sekolah yang dinilai siap yang diberi rekomendasi PTM.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat juga turut memberikan apresiasi kepada Bupati KTT saat hadir secara virtual pada  pembukaan PTM di April lalu. Begitu juga dengan Pimpinan dan anggota DPRD Bulungan yang baru-baru ini melakukan kunjungan kerja untuk menggali kebijakan KTT dalam melakukan PTM. DPRD Bulungan akan menyampaikan hasil kunjungannya kepada pemerintah daerah Bulungan agar menerapkan PTM seperti Tana Tidung.




Sejak 8 April 2021, Bupati Tana Tidung membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara meluas bagi sekolah yang memenuhi syarat. Saat ini, 27 sekolah dari 39 SD dan SMP se-Kabupaten Tana Tidung telah melakukan PTM.

Kebijakan membuka PTM ini disambut baik oleh siswa dan orang tua. Seperti yang terjadi di SD Negeri 008 Tana Tidung. Sekolah yang terletak di desa Sebidai ini telah menerapkan PTM sejak awal dibuka oleh Bupati. 

Walau harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, siswa tetap semangat mengikuti pelajaran di sekolah.

"Dari hasil rapat orang tua, seluruhnya setuju anaknya ikut PTM. Siswa (anak tersebut) juga sangat senang. Mereka tiba di sekolah lebih awal dari yang dijadwalkan. Jadwalnya jam 8, tetapi sudah ada yang datang jam 7 pagi" kata Nursiah, S.Pd Kepala SD Negeri 008 Tana Tidung.

Sesuai SOP PTM, ruang kelas harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pembelajaran. Guru pun diwajibkan hadir di kelas 15 menit lebih awal dari siswa. Kehadiran siswa lebih awal dapat berpotensi menimbulkan kerumunan karena minimnya pengawasan guru di kelas.

Untuk menghindari hal tersebut, SD Negeri 008 Tana Tidung menerapkan strategi literasi pagi. Seluruh siswa yang datang, diukur suhu tubuhnya, diarahkan mencuci tangan lalu menuju pondok baca yang terletak di halaman sekolah, tak jauh dari pintu masuk sekolah.

"Anak-anak terlihat sangat senang membaca di pondok baca. Di sana (pondok baca), kami siapkan berbagai jenis buku bacaan yang menarik seperti buku cerita. Kami juga melakukan pendampingan berdasarkan hasil pemetaan kemampuan membaca. Di sekolah ini, seluruh siswa telah dipetakan kemampuan membacanya" tambahnya.

Ia berharap, dengan menerapkan strategi ini, minat membaca siswanya semakin meninggi hingga berdampak pada kemampuan literasi membaca yang semakin baik. Targetnya, seluruh lulusannya mencapai level tertinggi literasi yaitu membaca pemahaman.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepala Seksi Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Diana, M.Pd mengapresiasi atas inovasi sekolah tersebut. Menurutnya, literasi pagi ini sesuai dengan tujuan PTM yang dikemukakan Bupati dalam berbagai kesempatan.

"PTM dimaksudkan untuk memulihkan kemampuan belajar siswa dengan berfokus pada literasi, numerasi, dan karakter. Kegiatan membaca pagi ini sangat sesuai dengan maksud PTM tersebut. Kami sarankan agar sekolah lainnya menerapkan hal serupa" tutup Diana.



Tulisan ini juga dipublikasi pada media fokusborneo.com dengan judul PTM di Tana Tidung, Guru dan Orang Tua Senang


Pemerintah daerah kabupaten Tana Tidung membuka pembelajaran tatap muka (PTM) sejak April lalu. Sebelumnya, Kabupaten Tana Tidung melakukan pilot project di dua SMP yang berada di dua kecamatan zona hijau. Selain protokol kesehatan, proses pembelajaran juga menjadi perhatian utama dalam membuka kembali pembelajaran tatap muka ini. 

Bupati, Ibrahim Ali dalam berbagi kesempatan mengemukakan bahwa PTM sebagai salah satu upaya mengurangi potensi learning loss akibat belajar dari rumah. Misi meningkatkan sumber daya manusia kabupaten Tana Tidung akan sulit dicapai apabila generasi saat ini mengalami kemunduran belajar.

Walau demikian, pembukaan pembelajaran dilakukan secara hati-hati. Protokol kesehatan diatur secara ketat dan dimonitoring secara berkelanjutan.

Selain itu, proses pembelajaran difokuskan pada keterampilan literasi, numerasi, dan karakter. Hal ini dilakukan agar guru tidak mengejar ketuntasan materi pada kurikulum.

"Di awal penerapan PTM, kita fokuskan pada habituasi protokol kesehatan dan pemulihan kemampuan belajar dengan melakukan formative assesment. Pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan siswa berdasarkan hasil assesment tersebut" kata Irdiansyah saat membuka Training of Trainer Fasilitator Daerah Pengembangan Lembar Aktivitas Siswa, pada Kamis (27/5/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Manager INOVASI Kaltara, Handoko  mengatakan kebijakan Tana Tidung dalam mengelola pembelajaran di masa pandemi telah menjadi praktik baik dan diakui oleh Kemdikbud. 

Menurutnya Tana Tidung fokus untuk menjangkau seluruh siswa, memberikan materi dan cara pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa, serta melakukan asesmen. Kebijakan ini sangat relevan untuk menghadapi masa pandemi COVID-19. 

"Kami senang bisa bekerjasama dengan Tana Tidung untuk menghadapi masa-masa darurat ini,” tutupnya.

Tulisan ini telah dipublikasi pada media Radar Tarakan



Pimpinan dan anggota DPRD Bulungan melakukan kunjungan kerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung dalam rangka menggali kebijakan pembelajaran tatap muka.

Rombongan yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Bulungan, Hj Aluh Berlian disambut oleh pimpinan dan staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pada hari ini (3/6/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Kabid Pendidikan Dasar Irdiansyah memaparkan bahwa PTM di KTT berpedoman pada SKB 4 Menteri dan ditindaklanjuti dengan kebijakan daerah seperti menyusun SOP. Penyusunan kebijakan PTM melibatkan berbagai OPD, DPRD KTT, LPMP Kaltara, INOVASI, hingga Kemendibud.

Irdiansyah melanjutkan, PTM perlu dilakukan karena berdasarkan hasil riset peneliti Universitas Oxport Inggris bahwa belajar dari rumah (BDR) dapat berakibat pada penurunan kemampuan belajar atau learning loss yang berdampak pada penurunan pendapatan anak di masa depan. 

Selain itu, dari laporan guru di Tana Tidung pada awal tahun 2021, terdapat 105 anak tidak aktif BDR sehingga berpotensi putus sekolah. Anak tersebut ada yang bekerja di sektor perkebunan dan pertambangan sehingga dapat mengalami ekploitasi. Berdasarkan regulasi dan dampak BDR tersebut, pemda KTT memutuskan membuka PTM dengan prosedur yang ketat.

"Tana Tidung melakukan persiapan pembukaan PTM sejak Juli 2021. Melalui Surat Edaran Bupati, seluruh sekolah diinstruksikan untuk memenuhi daftar periksa seperti sarana dan prasarana protokol kesehatan, pemetaan kondisi warga sekolah, dan membentuk Satgas Sekolah" terang Irdiansyah.

Sekolah lalu melaporkan persiapannya kepada ke Dinas Pendidikan dan dilakukan supervisi bersama Dinas Kesehatan. Supervisi dimaksudkan untuk memverifikasi kesiapan sekolah menjalankan PTM. Hasil supervisi diserahkan Dinas Kesehatan kepada Satuan Tugas Penanganan Covid-19 KTT untuk mendapatkan persetujuan atau rekomendasi. Berbekal rekomendasi tersebut, Dinas Pendidikan memberikan izin PTM.

Sekolah yang mendapatkan izin PTM,  melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya belajar di sekolah, pengaturan aktivitas di sekolah termasuk proses belajar, dan risiko yang mungkin terjadi serta penanganannya atau dikenal manajemen kasus. Dengan memahami proses PTM tersebut, orang tua dapat menentukan anaknya belajar di sekolah atau melanjutkan BDR. Baik siswa yang mengikuti PTM maupun BDR, diberikan bahan ajar lembar aktivitas siswa yang dikembangkan Tana Tidung.

"Membuka PTM ini melalui proses yang cukup panjang karena dilakukan dengan sangat hati-hati. PTM di KTT diawali dengan pilot project pada 26 Oktober 2020 di dua SMP zona hijau. Setelah kita cermati selama 6 bulan dan dinilai berjalan lancar, Bupati membuka sekolah lainnya pada  tanggal 8  April 2021" tambah Irdiansyah.

Hj. Alih Galuh mengapresiasi atas kebijakan Tana Tidung dalam membuka PTM. Menurutnya, kebijakan PTM yang diterapkan Tana Tidung terbaik di Kalimantan Utara. 

"Hasil kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Bulungan agar dapat melakukan PTM seperti di Tana Tidung. Kalau perlu, Dinas Pendidikan Bulungan berkoordinasi ke Tana Tidung" pungkasnya.


Penulis: Admin

Editor: Admin


Salah satu inovasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ialah Lembar Aktivitas Siswa Berbasis Literasi (BAISS).

Bupati, Ibrahim Ali mengemukan bahwa inovasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan literasi membaca yang menjadi modal utama untuk belajar. 

"Hanya dengan mampu membaca, siswa dapat mempelajari semua mata pelajaran" sambungnya.

Ia melanjutkan bahwa dengan menyadari pentingya keterampilan literasi,  pihaknya membangun kemampuan membaca sejak dini dengan mengembangkan lembar aktivitas siswa berbasis literasi atau BAISS. Bahan ajar ini dikembangkan oleh guru Tana Tidung yang telah dilatih oleh INOVASI dan berbagai pihak. 

"Bahkan di tengah pandemi, Tana Tidung dengan segala keterbatasan infrastruktur dan kondisi geografis yang beragam, kami dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD menggunakan lembar aktivitas siswa disertai pendampingan belajar, program budaya baca, monitoring dan evaluasi serta pembukaan sekolah secara bertahap" ujarnya

Kepala Dinas Pendidikan, Jafar Sidik mengemukakan bahwa di masa pandemi pun inovasi ini terbukti efektif meningkatkan kemampuan membaca, bahkan bagi siswa kelas 1 SD.

"Pada awal tahun pelajaran, 68% siswa kelas 1 SD belum bisa membaca. Angka ini menurun menjadi 47% di akhir tahun pelajaran. Sedangkan yang lancar membaca dari 28% di awal tahun pelajaran meningkat menjadi 49% di akhir tahun pelajaran. Bahkan 18% diantaranya sudah mampu memahami isi bacaan" ungkap Jafar.

Manfaat inovasi ini juga diungkapkan oleh salah satu orang tua siswa kelas 1 SD Negeri Terpadu Unggulan 2 Tana Tidung. Menurutnya lembar aktivitas siswa tersebut menjadi panduan bagi anaknya untuk belajar. Ia merasa anaknya sangat terbantu saat belajar dari rumah sehingga tidak ketinggalan pelajaran.

Inovasi tersebut kini sedang melalui proses penilaian pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).


TANA TIDUNG – Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tana Tidung menumbuhkan minat baca kepada anak-anak sejak dini.

Salah satu inovasi Pemda KTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yaitu Lembar Aktivitas Siswa Berbasis Literasi (BAISS).

Bupati Ibrahim Ali mengemukan, inovasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan literasi membaca yang menjadi modal utama untuk belajar.

“Hanya dengan mampu membaca, siswa dapat mempelajari semua mata pelajaran,” sambungnya.

Ia menekankan pentingya keterampilan literasi untuk membangun kemampuan membaca sejak dini. Makanya Pemda mengembangkan lembar aktivitas siswa berbasis literasi atau BAISS.

“Bahkan di tengah pandemi, Tana Tidung dengan segala keterbatasan infrastruktur dan kondisi geografis yang beragam, kami dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD menggunakan lembar aktivitas siswa disertai pendampingan belajar, program budaya baca, monitoring dan evaluasi serta pembukaan sekolah secara bertahap,”  ujarnya

Bahan ajar ini, dikembangkan sendiri guru Tana Tidung yang telah dilatih inovasi. Inovasi tersebut, kini sedang melalui proses penilaian pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Tulisan ini telah dipublikasi pada media fokusborneo.com

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget