Juni 2022


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tana Tidung (Disdikbud KTT) mengadakan  Bimbingan Teknis (BIMTEK) PAUD  Inovatif yang bertempat di ruang rapat  Dinas Pendidikan. 

Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari, 22-25 Juni 2022, diikuti oleh Kepala PAUD dan guru dari seluruh satuan PAUD yang ada di KTT.

"Bimtek ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas satuan PAUD. Kualitas PAUD bisa dilihat dari akreditasinya. Dari 38 PAUD tahun lalu, yang akreditasi A baru 1 PAUD, akreditasi B ada 15 PAUD, dan 22 PAUD masih akreditasi C. Yang akreditasinya C kita harapkan kualitasnya meningkat dan akreditasinya minimal B" kata Kepala Dinas, Jafar Siddik.

Jafar melanjutkan bahwa semua PAUD berpeluang memperoleh nilai akreditasi A. Ada 8 standar yang harus dipenuhi.  Tidak hanya, sarana dan prasarana yang memadai, tetapi didukung juga administrasi dan proses pembelajaran yang baik. Untuk memenuhi standar tersebut, dibutuhkan inovasi Kepala PAUD dan guru.

Salah satu dukungan Disdikbud adalah dengan menghadirkan narasumber yang berkualitas dibidangnya. BIMTEK PAUD  Inovatif kali ini menyajikan materi yang  beragam dan saling terkait. 

Diawali dengan praktek baik penulisan pada media massa, desain grafis, dan editing video. Dilanjutkan dengan learner's outcomes, asesment, dan strategi pembelajaran. Peserta juga dikenalkan tentang implementasi Kurikulum Merdeka dan BOP PAUD. 

Hari pertama dibuka dengan materi yang menarik tentang penulisan praktek baik pada media massa dan desain grafis. Narasumbernya langsung dari wartawan Tribun Kaltara dan Diskominfo KTT. Setelah penyampaian materi, para peserta praktek membuat artikel dan desain grafis. Dari produk peserta diketahui pemahaman materi yang disampaikan.

Kasi GTK PAUD, Musakir mengatakan bahwa satuan PAUD perlu memublikasikan program-program unggulannya untuk menarik minat masyarakat memasukkan anaknya ke PAUD.

Hal ini selaras dengan yang disampaikan Bunda PAUD  Kabupaten Tana Tidung, Vamelia Ibrahim. Satuan PAUD diharapkan menggunggah kegiatannya di media sosial dan media massa. Publikasi tersebut membantu masyarakat mengetahui pentingnya PAUD sebelum masuk Sekolah Dasar.

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan. Nur Inayah, Kepala TK Negeri Terpadu Unggulan Tana Tidng mengaku mendapatkan ilmu baru, terutama tentang desain grafis dan editing video.

"Selama ini saya selalu meminta bantuan pada orang lain untuk mengerjakannya. Sekarang saya sudah bisa mengerjakan sendiri. Saya bersemangat berinovasi dan memublikasinya secara kreatif" tutur Inayah.

Penulis: Tri Lestari Rakhmawati

Editor: Admin

Tulisan ini seiring publikasi pada media www.armadaberita.com



Bunda PAUD Tana Tidung, Vamelia Ibrahim menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan layanan PAUD berkualitas. Melalui Bimbingan Teknis PAUD Inovatif yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Vamelia mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam percepatan atau akselerasi akses PAUD Berkualitas.

Pentingnya anak mengikuti PAUD ditunjukkan hasil studi INOVASI bersama Kemendikbud Ristek tahun 2021. Studi yang dilakukan di Tana Tidung dan 16 Kabupaten lainnya serta 3 Kota mengungkapkan bahwa anak yang tidak mengikuti PAUD mengalami ketertinggalan 20 bulan progres belajar di kelas 1 SD.

Menurut Vamelia, kondisi tersebut  menjadi tantangan dalam menjalankan misi pertama Bupati dan Wakil Bupati Tana Tidung yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan akses dan kualitas PAUD, isteri Bupati Tana Tidung tersebut melaksanakan berbagai program.

Pertama: Satu PAUD Satu Laptop. Semua PAUD diberikan laptop untuk mengelola data pada berbagai aplikasi seperti dapodik, akreditasi, dan BOP. "Laptop telah diberikan kepada 35 PAUD. 5 PAUD lainnya akan diberikan dalam waktu dekat. Laptop ini juga digunakan untuk pembelajaran" kata Vamelia.

Kedua: Satu Desa Satu PAUD. Setiap desa harus memiliki dan membina PAUD. Ia juga melakukan advokasi terhadap pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2021. Melalui regulasi tersebut, ditegaskan Dana Desa digunakan untuk biaya operasional dan insentif guru PAUD. 

"Ada 40 PAUD yang tersebar di 27 Desa. Saat ini ada 5 Desa yang sedang proses pendirian PAUD. Pemerintah Desa wajib mengalolasikan anggaran untuk PAUD" urainya.

Ketiga: Wajib PAUD Pra SD. Semua anak diharapkan mengikuti PAUD 1 tahun minimal sebelum mengenyam pendidikan dasar. Bunda PAUD bersama Tim Pokja akan mensosialisasikannya di tahun ini.

"Peraturan Bupati terkait wajib PAUD pra SD telah terbit. Kita sosialisasikan terlebih dahulu sehingga tahun depan anak yang masuk SD telah mengikuti PAUD terlebih dahulu" ujarnya.

Keempat: Peningkatan Kesejahteraan Guru PAUD. Bunda PAUD Tana Tidung mendorong peningkatan kesejahteraan guru PAUD hingga memenuhi Upah Minimum Kabupaten (UMK). 

"Tahun 2021 saya dilantik sebagai Bunda PAUD pertama di Tana Tidung.  Saya menemukan kesejahteraan guru terbilang rendah. Mulai tahun 2021 kita tingkatkan hingga lebih dua kali lipat sesuai jenjang pendidikan" sambungnya.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jafar Siddik mengatakan bahwa BOP daerah dan BOP Pusat digunakan untuk meningkatkan akses PAUD berkualitas . Ia pun mendorong satuan PAUD berinovasi melalui program PAUD Inovatif. Berbagai pihak turut andil dalam bimbingan teknis untuk meningkatkan kemampuan Kepala PAUD dan guru berinovasi.

Lembaga INOVASI membekali guru tentang literasi, asesmen, dan strategi pembelajarannya. Dinas Komunikasi dan Informatika melatih dan memfasilitasi guru memublikasi praktik baik pembelajarannya di media sosial. Tribun Kaltara, media massa terbesar di Kaltara, turut melatih guru menulis praktik baik di media massa. 

"Proses belajar yang baik dan  terpublikasi di media massa dan media sosial diharapkan menarik minat orang tua menyekolahkan anaknya di PAUD. Tahun ini angka partisipasi sekolah usia 5-6 tahun masih 71,93%. Semoga tahun depan kita bisa mencapai target 100% yang diberikan Kemdikbud Ristek" harap Jafar.

Tulisan ini seiring publikasi pada laman Kemdikbud: https://paudpedia.kemdikbud.go.id/berita/bunda-paud-tana-tidung-vamelia-ibrahim-dorong-akselerasi-akses-paud-berkualitas-dan-percepatan-penangan-stunting


Bunda PAUD Tana Tidung, Vamelia Ibrahim mendorong semua anak mengikuti PAUD sebelum SD. Ini dilakukan agar anak siap mengikuti pendidikan selanjutnya.

Menurutnya, PAUD merupakan masa yang tak pernah kembali. Tidak ada pendidikan kesetaraan bagi anak yang melewatkan pendidikan usia dini.

"Untuk meningkatkan anak mengikuti PAUD, ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu ketersediaan, keterjangkaun, dan kualitas" kata Vemelia dalam acara Pelepasan dan Pentas Seni Peserta Didik TK Alkhairaat, pada Minggu (18/06/2022).

Dari 32 Desa di Tana Tidung, lanjutnya, saat ini telah tersedia 40 PAUD. Di Desa Tideng Pale ada 8 PAUD yang tersebar dan beragam jenis layanannya sehingga terjangku, baik jarak maupun biayanya. 

"Begitu pun dari aspek kualitas. TK Alkhairaat ini akreditasinya Baik (B). Seluruh gurunya Sarjana dan satu-satunya di Tana Tidung. Semoga Kepala Sekolahnya lulus seleksi Sekolah Penggerak oleh Kementerian Pendidikan" sambungnya.

Isteri Bupati Tana Tidung ini memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih atas sumbangsih pemikiran dan materil Alkhairaat dalam memajukan pendidikan di Bumi Upuntaka.

"Alkhairaat yang berdiri sejak tahun 1930 di Palu, Sulawesi Tengah memiliki pengalaman panjang dalam mengelola pendidikan berbasis Islam. Kehadiran organisasi ini di Kabupaten Tana Tidung berkontribusi pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan" tuturnya.

Untuk meningkatkan akses dan kualitas PAUD, berbagai program telah dilaksanakan Bunda PAUD, Mulai dari Satu PAUD Satu Laptop, peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan PAUD, hingga wajib PAUD 1 tahun pra SD.

"Saya sedang menyusun program untuk tahun depan. Saya akan bahas dengan Dinas Pendidikan agar APE (Alat Permainan Edukatif) di satuan PAUD bisa lebih baik" tukasnya.


 


Jakarta - Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Dirjen GTK Kemdikbudristek Dr. Praptono mengatakan implementasi Kurikulum Merdeka (KM) banyak mengambil pelajaran dan adaptasi dari program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Salah satu yang diadopsi oleh Dirjen GTK dari INOVASI adalah pemanfaatan fasilitator daerah (fasda). Langkah adopsi ini dilakukan karena peran fasda sudah terbukti berhasil, efisien dan efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran. "Makanya di program prioritas kami di Guru Penggerak, bapak dan ibu mengenal terminologi pengajar praktik. Di sekolah penggerak kita sebut pelatih ahli kemudian kita revisi menjadi fasilitator sekolah penggerak, ini adalah contoh yang kita adopsi dari fasda-fasda yang dibentuk oleh INOVASI. Yang kita sudah bisa lihat kinerja (fasdanya)," tuturnya saat membuka workshop Kemitraan untuk Pembelajaran di Hotel Sutasoma, Jakarta, Rabu (15/6).

Peran penting fasda dalam peningkatan mutu pendidikan, juga diakui Kadisdik Tana Tidung, Jafar Sidik. Saat menjadi narasumber Temu INOVASI yang digelar oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Assessment Pendidikan (BSKAP) Kemdikburistek di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5), Jafar mengatakan  pihaknya akan mengimplementasikan KM menggunakan sistem yang sudah berjalan efektif di Tana Tidung. Sistem yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitator daerah (fasda) dan fasilitator gugus (gugus). Fasda dan fasgus ini akan menggerakkan Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tingkat SMP. 

Lebih lanjut Jafar mengatakan, Tana Tidung harus mencari strategi berbeda untuk meningkatkan mutu pendidikan. Daerahnya tidak bisa mengadopsi pola yang ada di Pulau Jawa mengingat perbedaan geografis dan sarana infrastruktur. Salah satu caranya dengan mengembangkan sistem yang memanfaatkan peran fasda dan fasgus.

Ia mengatakan, salah satu tantangan pendidikan di Tana Tidung terletak pada terbatasnya narasumber yang bisa membantu guru mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Kondisi alam dan keterbatasan infrastruktur membuat guru-guru di daerah kesulitan untuk mendapatkan bantuan cepat ketika menghadapi masalah pembelajaran. Mereka tidak memiliki narasumber yang bisa diminta bantuan setiap saat. Guru-guru dari daerah pedesaan, pedalaman, dan pesisir ini harus pergi ke ibukota kabupaten terlebih dahulu agar bisa meminta solusi dari Disdik. Cara-cara seperti ini tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.

Dengan adanya fasda dan fasgus, maka persoalan guru bisa diselesaikan dengan cepat. Fasda dan fasgus bisa menjadi narasumber di daerah masing-masing. Guru dapat bertanya langsung kepada fasgus jika menghadapi masalah pembelajaran. Fasgus akan membantu menyelesaikannya. Jika fasgus tidak mampu, maka fasgus bisa berkonsultasi dengan fasda. Fasda akan berusaha membantu fasgus menemukan jawaban. Jika fasda tidak berhasil memberikan solusi, barulah masalah pembelajaran ini dibawa kepada Disdik untuk dicarikan jalan keluarnya.

Dengan pendekatan berjenjang seperti ini, guru mendapatkan solusi lebih cepat. Termasuk untuk persoalan yang kompleks, bisa dengan cepat dicarikan jalan keluarnya. Disdik bahkan bisa mencari narasumber dari luar Tana Tidung dan Kalimantan jika terdapat masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikan oleh fasgus dan fasda.

Jafar mengatakan strategi pemanfaatan fasda dan fasgus ini sudah dijalankan Tana Tidung pada masa pandemi COVID-19. Lewat peran fasda dan fasgus, Tana Tidung mampu mengadaptasi kurikulum darurat, melakukan formatif assessment, dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Hasilnya partisipasi belajar di Tana Tidung mampu mencapai 98 persen. Selain itu, kemampuan membaca siswa kelas 1 SD meningkat sebanyak 21 persen. Anak-anak ini mampu membaca lancar, sekalipun harus belajar dalam kondisi darurat (*)


Jakarta - Direktur Direktorat SD Dirjend Dikdasmen Kemdikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd terkesan dengan strategi Tana Tidung dalam memulihkan kemampuan belajar siswa. Selama pandemi Covid-19, Tana Tidung telah melatih seluruh guru untuk menggunakan kurikulum darurat, melakukan formatif assesment, membuat materi ajar sesuai kemampuan anak, melakukan pembelajaran terdiferensiasi, dan mengembangkan budaya baca. Selain itu Tana Tidung memfokuskan pembelajaran pada masa pandemi untuk memperkuat kemampuan literasi, numersi, dan karakter. "Saya akan mengunjungi Tana Tidung," tuturnya saat menyimak pameran hasil pembelajaran Tana Tidung dalam Temu INOVASI yang digelar oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Assessment Pendidikan (BSKAP) Kemdikburistek di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5).
Dalam pameran tersebut, Tana Tidung menunjukkan grafis keberhasilan Puji Lestari, Guru Kelas 1 SDN Terpadu Unggulan 02 Tana Tidung dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa di masa darurat. Jika pada Juli 2020 tercatat ada 21 siswa baru yang masuk di SDN TU 02. Dari jumlah itu sebanyak 86 persen siswa hanya mampu mengenal huruf. Dalam lima bulan, jumlah siswa yang hanya mampu mengenal huruf itu berkurang menjadi 29 persen . Begitu pula pada level membaca pemahaman. Jika pada Juli 2020 hanya 10 persen yang mampu paham membaca, maka jumlah itu meningkat menjadi 24 persen pada November 2020. Peningkatan kemampuan membaca ini merupakan hasil dari strategi pembelajaran di Tana Tidung pada masa pandemi.

Direktur SD melihat strategi Tana Tidung selaras dengan karakteristik utama kurikulum merdeka (KM). Terutama dalam mendukung pemulihan pembelajaran. KM mendorong guru untuk melakukan 3 hal:
Pertama, Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, takwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
Kedua, Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Ketiga, Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Tana Tidung,  Jafar Sidik mengatakan pihaknya akan mengimplementasikan KM menggunakan sistem yang sudah berjalan efektif di Tana Tidung. Sistem yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitator daerah (fasda) dan fasilitator gugus (gugus). "Fasda dan fasgus ini akan menggerakkan Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tingkat SMP,"  tuturnya dalam acara yang sama.


Jafar mengatakan strategi ini sudah dijalankan Tana Tidung sejak masa pandemi COVID-19. Lewat paran fasda dan fasgus, Tana Tidung mampu mengadaptasi kurikulum darurat, melakukan formatif assessment, dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Hasilnya partisipasi belajar di Tana Tidung bisa mencapai 98 persen. Selain itu, kemampuan membaca siswa kelas 1 SD meningkat sebanyak 21 persen. Anak-anak ini mampu membaca lancar, sekalipun harus belajar dalam kondisi darurat (*)


Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Jafar Sidik mengatakan pihaknya akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (KM) menggunakan sistem yang sudah berjalan efektif di Tana Tidung. Sistem yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitator daerah (fasda) dan fasilitator gugus (gugus). "Fasda dan fasgus ini akan menggerakkan Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tingkat SMP," tuturnya saat menjadi narasumber Temu INOVASI yang digelar oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Assessments Pendidikan (BSKAP) Kemdikburistek di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5). 

Lebih lanjut Jafar mengatakan, Tana Tidung harus mencari strategi berbeda untuk meningkatkan mutu pendidikan. Daerahnya tidak bisa mengadopsi pola yang ada di Pulau Jawa karena perbedaan geografis dan sarana infrastruktur. Salah satu cara yang dikembangkan Tana Tidung adalah mengembangkan sistem yang memanfaatkan peran fasda dan fasgus. 

Ia mengatakan, salah satu tantangan pendidikan di Tana Tidung terletak pada terbatasnya narasumber yang bisa membantu guru mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Kondisi alam dan keterbatasan infrastruktur membuat guru-guru di daerah kesulitan untuk mendapatkan bantuan cepat ketika menghadapi masalah pembelajaran. Mereka tidak memiliki narasumber yang bisa diminta bantuan setiap saat. Guru-guru dari daerah pedesaan, pedalaman, dan pesisir ini harus pergi ke ibukota kabupaten terlebih dahulu agar bisa meminta solusi dari Disdik. Cara-cara seperti ini tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.


Dengan adanya fasda dan fasgus, maka persoalan guru bisa diselesaikan dengan cepat. Fasda dan fasgus bisa menjadi narasumber di daerah masing-masing. Guru dapat bertanya langsung kepada fasgus jika menghadapi masalah pembelajaran. Fasgus akan membantu menyelesaikannya. Jika fasgus tidak mampu, maka fasgus bisa berkonsultasi dengan fasda. Fasda akan berusaha membantu fasgus menemukan jawaban. Jika fasda tidak berhasil memberikan solusi, barulah masalah pembelajaran ini dibawa kepada Disdik untuk dicarikan jalan keluarnya.

Dengan pendekatan berjenjang seperti ini, guru mendapatkan solusi lebih cepat. Termasuk untuk persoalan yang kompleks, bisa dengan cepat dicarikan jalan keluarnya. Disdik bahkan bisa mencari narasumber dari luar Tana Tidung dan Kalimantan jika terdapat masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikan oleh fasgus dan fasda. 

Jafar mengatakan strategi pemanfaatan fasda dan fasgus ini sudah dijalankan Tana Tidung pada masa pandemi COVID-19. Lewat paran fasda dan fasgus, Tana Tidung mampu mengadaptasi kurikulum darurat, melakukan formatif assessment, dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Hasilnya partisipasi belajar di Tana Tidung mampu mencapai 98 persen. Selain itu, kemampuan membaca siswa kelas 1 SD meningkat sebanyak 21 persen. Anak-anak ini mampu membaca lancar, sekalipun harus belajar dalam kondisi darurat (*)


Bunda PAUD Tana Tidung, Vamelia Ibrahim menghadiri pelepasan dan pentas seni peserta didik PAUD Nurul Jadid, pada Jumat (17/06/2022). 

Didampingi Ketua Tim Pokja Bunda PAUD, Neneng Suryana, Kepala Bidang PAUD dan PNF Disdikbud, dan Bunda PAUD Desa Tideng Pale, Isteri Bupati tersebut menyaksikan berbagai penampilan menarik dari peserta didik.

Pada kesempatan tersebut, Ia memberikan ucapan selamat kepada seluruh peserta didik yang mengikuti pelepasan. Menurutnya, ini menandakan bahwa ananda siap untuk belajar di jenjang selanjutnya. 

"Saya Bunda PAUD pertama Tana Tidung sehingga tidak punya rekam jejak sebelumnya. Saya lalu berkunjung ke berbagai PAUD. Berdiskusi dengan Kepala PAUD dan guru PAUD. Apa yang dibutuhkan. Lalu saya membuat tiga program prioritas yaitu Satu PAUD Satu Laptop, Satu Desa Satu PAUD, dan Wajib PAUD Pra SD" kata Isteri Bupati Tana Tidung tersebut.

Dari 38 PAUD yang memiliki izin operasional, 35 PAUD sudah Ia diberikan. Sisanya 3 PAUD akan diberikan berikan tahun ini juga.

Ia pun menjelaskan pentingnya PAUD sebelum anak belajar di SD. Hasil studi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun lalu mengungkapkan bahwa anak yang tidak mengikuti PAUD mengalami ketertinggalan di SD hingga jenjang selanjutnya.

"Itu sebabnya masuk PAUD dulu baru SD. Regulasinya telah kita susun dan segera diterapkan" pungkasnya.


Bupati memberikan apresiasi kepada TKN Terpadu Unggulan Tana Tidung atas ditetapkannya sebagai Sekolah Penggerak oleh Kemenetrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Hal tersebut dikemukakan Bupati saat menghadiri acara perpisahan dan wisuda angkatan IV TK Negeri Terpadu Unggulan Tana Tidung, pada Selasa (14/06/2022). Acara yang digelar di Tana Lia tersebut juga dihadiri Bunda PAUD Tana Tidung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Camat Tana Lia, Bunda PAUD Tana Lia, dan Kepala Desa se-Tana Lia beserta Bunda Paud sekecamatan Tana Lia.

"Semoga dengan adanya Sekolah Penggerak ini, TKN Terpadu lebih baik lagi dan menjadi contoh bagi seluruh PAUD di Kabupaten Tana Tidung sehingga kualitas pendidikan kita semakin baik" harap Bupati Ibrahim Ali.

Bunda PAUD, Vamelia Ibrahim mengatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas PAUD, berbagai program telah dicanangkan dan terealisasi.

"Tahun lalu saya mencanangkan Satu Laptop Satu PAUD. Sudah diberikan ke 35 PAUD. 3 PAUD yang belum juga akan diberikan tahun ini. Insentif guru juga sudah ditingkatkan mulai tahun lalu dan sudah diterima oleh seluruh  guru PAUD di Kabupaten Tana Tidung” terang istri nomor satu di Tana Tidung.

Selain itu, Ia juga mendorong wajib PAUD 1 tahun pra SD. Regulasinya telah disipkan dan siap untuk diterapkan.

Pada kesempatan tersebut, Kepala TKN Terpadu Unggulan, Nur Inayah, juga menghaturkan terima kasih kepada Bunda PAUD Tana Tidung atas kehadirannya pada acara tersebut.

“Kami juga sangat mengapresiasi berbagai terobosan yang sudah dilakukan oleh Bunda PAUD seperti pembagian laptop untuk PAUD dan peningkatan insentif guru PAUD” pungkas Nur Inayah.

Penulis: Hasmirah

Editor: Admin








Kabupaten Tana Tidung memiliki keberagaman budaya yang menjadi salah satu kekayaan daerah. Untuk menumbuhkan kecintaan pada ragam budaya tersebut, TK Negeri Terpadu Unggulan Tana Tidung menerapkan pembelajaran berbasis sentra kearifan lokal. 

Usai menyelesaikan proses pembelajaran, peserta didik kelas B diberi kesempatan menampilkan tarian Dayak pada acara perpisahan dan wisuda yang digelar pada Selasa (14/06/2022).

"Peserta didik diharapkan melestarikan budaya suku Dayak yang merupakan salah satu suku asli yang ada di Kabupaten Tana Tidung" kata Nur Inayah, Kepala TK tersebut.

Selain itu, yang tidak kalah menarik adalah  peserta didik TK A saat menyanyikan lagu Kasih Ina pada gelaran tersebut. Lagu Tidung yang berarti Kasih Ibu ini dinyanyikan dengan fasih. Melalui nyanyian, peserta didik diharapkan dapat menggunakan bahasa Tidung secara aktif.

Menurut Inayah, pembelajaran tersebut didesain untuk membentuk profil pelajar Pancasila. Pada elemen mengenal dan menghargai budaya, anak diharapkan mampu mendalami budaya dan identitas budaya, mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan serta prakteknya, dan menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya setempat.

“Kedepannya, anak-anak diharapkan mampu melestarikan budaya lokal di tengah modernisasi di zaman teknologi ini” tutup Kepala Sekolah Penggerak pertama di Tana Tidung ini.

Penulis: Hasmirah

Editor: Admin





Acara Pelepasan Siswa/i PAUD Tubus Sepala di PAUD Tubus Sepala kecamatan Sesayap Hilir, pada Rabu (15/6/2022) dihadiri  Bunda PAUD Kabupaten Tana Tidung, Dinas Pendidikan, Bunda PAUD Kecamatan Sesayap Hilir dan Bunda PAUD Desa Sesayap.

Bunda PAUD Kabupaten Tana Tidung mengucapkan selamat kepada seluruh Ananda yang hari ini diwisuda. Wisuda menandakan bahwa ananda siap untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan dasar. Ia berharap untuk teruslah belajar hingga ke jenjang pendidikan tinggi. 

"Semoga Ananda sekalian sukses dalam pendidikan, berbakti kepada orang tua, dan menjadi sumber daya manusia Tana Tidung yang berkualitas" harap Bunda PAUD.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Kepala PAUD dan guru Tubus Sepala yang telah bekerjasama dengan orang tua dalam mengajar, mendidik, dan membimbing anak-anak.

Pada kesempatan tersebut, Bunda PAUD menyampaikan tiga program prioritas yaitu Satu Desa Satu PAUD, Satu PAUD Satu Laptop, dan Wajib PAUD 1 Tahun Pra SD.

"Kami mengucapkan terima kasih atas berbagai program Bunda PAUD. Laptop sudah kami terima. Kesejahteraan guru PAUD juga kini meningkat" kata Kepala PAUD Tubus Sepala.


Bunda PAUD Tana Tidung (kanan) bersama Kepala PAUD Santa Ursula saat acara lepas kenang dan pentas seni

Bunda PAUD Tana Tidung menilai PAUD Santa Ursula dan PAUD lainnya dapat dikategorikan sebagai PAUD yang berkualitas. Anak-anak tampil percaya diri dan kreatif pada gelaran pentas seni. Menurutnya, hal ini tak lepas dari kolaborasi guru dan orang tua. 

"PAUD yang berkualitas bukan hanya memiliki sarana yang layak, tetapi proses belajar yang baik, bermitra dengan orang tua, tata kelola yang baik, dan kebutuhan esensial anak terpenuhi" kata Vamelia Ibrahim saat memberi sambutan pada acara lepas kenang dan pentas seni PAUD Santa Ursula, pada Sabtu (11/06/2022). 

Pada kesempatan tersebut, isteri orang nomor satu di Tana Tidung mengemukakan pentingnya pendidikan anak usia dini. Menurutnya, PAUD merupakan pondasi untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Anak yang mengikuti PAUD akan siap belajar di pendidikan dasar. Begitu pun sebaliknya, anak yang tidak mengikuti PAUD mengalami ketertinggalan di kelas 1 SD, sebagaimana hasil studi Kemendikbud Ristek tahun lalu.

"Mengingat pentingnya PAUD, maka sebagai Bunda PAUD pertama di Tana Tidung, saya berkunjung ke satuan PAUD untuk mencari tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan" sambungnya.

Setelah berbagai kunjungan tersebut, ia menemukan bahwa PAUD membutuhkan perangkat teknologi. Ada banyak data yang harus dilaporkan melalui aplikasi. Seperti aplikasi dapodik, BOP, dan akreditasi.

"Saya kemudian membuat program Satu PAUD Satu Laptop. Laptop telah diberikan kepada 35 PAUD. Sisanya 3 PAUD yang akan diberikan tahun ini. Saya berharap laptop ini juga dimanfaatkan dalam proses pembelajaran" tambahnya.

Program lainnya yang Ia canangkan ialah Satu Desa Satu PAUD. Setiap desa harus memiliki PAUD sehingga setiap anak dapat terlayani sebelum memasuki pendidikan dasar.

Ia pun mengucapkan selamat kepada peserta didik PAUD yang lulus dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar. Semoga pendidikan selanjutnya terus lebih baik.

Di tempat yang sama, Kepala PAUD Santa Ursula, Sr. Matilde, USS, mengaku senang dan bersyukur atas kehadiran Bunda PAUD Tana Tidung.

"Terima kasih atas berbagai program terobosan Bunda PAUD. Seperti Program Satu PAUD Satu Laptop dan  peningkatan kesejahteraan guru PAUD. Semuanya terealisasi dan telah kami terima" tutupnya.

Tulisan ini seiring publikasi media:

  1. Tribun Kaltara
  2. Benuanta





Bunda PAUD Tana Tidung, Vamelia Ibrahim mengharapkan agar guru  terus meningkatkan kompetensi. Hal tersebut dikemukakan Bunda PAUD dalam sambutannya yang diwakili Ketua Pokja Bunda PAUD, Neneng Suryana pada acara  peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 IGTKI PGRI di Masjid Jabal Nur, pada Selasa (31 Mei 2022). 

Sesuai dengan tema peringatan kali ini yaitu Bangkit Guruku, Maju Negeriku. 72 Tahun IGTKI-PGRI bergerak bersama membangun generasi emas Indonesia. Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung dalam dua tahun terakhir terus meningkatkan anggaran kesejahteraan guru PAUD, baik formal maupun nonformal sebagai bentuk apresiasi pada profesi mulia ini. 

Namun, menurutnya besarnya anggaran tersebut belum berdampak terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada indikator kualifikasi pendidikan dan kompetensi guru.

"Sesuai dengan regulasi, guru dan Kepala PAUD Formal atau biasa disebut dengan TK harus minimal sarjana dan tersertifikasi.  Guru dan tenaga kependidikan TK baru 58% yang sarjana. Untuk kompetensi guru, hanya 4 orang atau 0,08% yang tersertifikasi" tambahnya.

Melalui kesempatan tersebut ia mendorong kepada seluruh guru dan Kepala TK agar aktif meningkatkan kualifikasi pendidikan dan kompetensi. 

"Tahun depan, guru dan Kepala TK yang menerima insentif atau tambahan penghasilan dari Dinas Pendidikan harus sarjana atau minimal sedang kuliah sarjana. Bagi yang belum sarjana, segera daftar kuliah tahun ini" pungkasnya.

Tulisan ini sebelumnya dipublikasi oleh:

  1. Benuanta
  2. Fokusborneo

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget