Juli 2022


SMP Negeri 3 Tana Tidung berhasil meraih Juara 2 tingkat Provinsi pada Lomba Cerdas Cermat Museum yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Utara di Tarakan, pada 14 Juli 2022.

Lomba yang menguji pengetahuan budaya nasional tersebut diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota se-Kalimantan Utara.

Kabupaten Tana Tidung mengutus SMP Negeri 3 Tana Tidung setelah menjadi yang terbaik pada Lomba Cerdas Cermat Museum tingkat Kabupaten.

Tim dari SMP yang berada di Desa Bebakung Kecamatan Betayau ini terdiri dari Quratul Aini Syafika, Noviani Agnes, dan Echantri dengan pembina Ibu Evi Sulfiani S.Pd.


Buku cerita menjadi penolong Thomas Kelvin di masa pandemi Covid-19. Kelvin memiliki kebutuhan khusus yang menyebabkan Ia lamban belajar (slow learner). Namun berkat buku-buku cerita anak yang rutin dipinjamkan sekolah kepadanya, Kelvin bisa menamatkan sekolah dasar.

Pak Udin tampak gembira ketika dijumpai beberapa waktu lalu. Perangkat Desa Kapuak dari Suku Dayak Berusu itu, bercerita banyak soal perkembangan Thomas Kelvin. Ia senang anaknya sudah bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Pak Udin sempat khawatir pandemi Covid-19 akan memupus pendidikan anaknya. Kelvin memiliki kebutuhan khusus, sehingga Ia tidak bisa menangkap dan memahami pelajaran dengan cepat.

Kelvin lahir di Rian pada 22 Juli 2008. Ia bersekolah di SDN 005 Tana Tidung, Desa Kapuak, Kecamatan Muruk Rian Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Dari cerita keluarga, Kelvin pernah demam tinggi dan kecelakaan saat masih kecil. Kepalanya terbentur keras. Sejak demam itu kemampuan Kelvin menurun. Ia menjadi lamban untuk menangkap informasi. Susah berkonsentrasi. Sulit berkomunikasi. Jika ditanya terus-menerus, Ia menjadi panik dan tangannya berkeringat. Orangtua Kelvin mengakui anaknya termasuk lamban belajar (slow leaner).

Dengan kondisi seperti ini, Kelvin menghadapi banyak tantangan belajar. Ketika duduk di Kelas 2, Kelvin baru bisa naik kelas setelah 2 tahun. Kelvin tidak mampu mengulang nama huruf yang dibacakan guru. Hal ini terjadi mulai kelas 1 sampai kelas 4. 

Guru sempat mau menyerah. Tapi hasil rapat dewan guru memutuskan untuk tetap membantu Kelvin. Sejak saat itu, kami mulai mendeteksi kalau Kelvin memiliki kebutuhan khusus. Guru-guru mencoba membantu Kelvin belajar dengan cara berbeda. 

Sebelum pandemi Covid-19, Disdik Tana Tidung sudah mulai mengembangkan program literasi. Sekolah membuat sudut baca yang menarik. Setiap sudut baca  dilengkapi dengan buku cerita anak. Keberadaan sudut baca ini ternyata menarik perhatian Kelvin. Pada saat jam istirahat, Kelvin memilih pergi ke sudut baca. Ia membuka buku-buku itu. Ia melihat gambar-gambarnya sambil mengucapkan nama-nama benda atau binatang yang ada di gambar buku cerita.

Guru-guru memperhatikan ketertarikan Kelvin kepada buku bacaan. Mereka mencoba mengetahui apa yang Kelvin lakukan di sudut baca. Mereka mendengar Kelvin mengucapkan nama-nama binatang atau benda yang menjadi tokoh dalam buku itu. Guru terkejut, karena beberapa kali Kelvin mampu mengucapkan dengan benar.



Ketika Kelvin duduk di kelas 5, virus Corona datang ke Indonesia. Virus ini sampai juga masuk ke desa kami di Tana Tidung. Akibatnya sekolah terpaksa ditutup. Kelvin dan kawan-kawannya harus belajar dari rumah. Mereka harus belajar mandiri dengan bantuan terbatas dari orangtua atau saudaranya. Kesulitan Kelvin pasti bertambah.

Awalnya saya mencoba membantu Kelvin seperti siswa lain. Saya mengirimkan lembar aktivitas siswa (LAS) kepada orangtua Kelvin. Harapan saya, orangtua Kelvin bisa membantunya mengerjakan LAS itu. Ternyata harapan saya meleset, Kelvin tidak pernah sekalipun mengembalikan LAS yang saya kirim. Ia bahkan tidak pernah mengerjalan LAS-LAS itu. Saya mulai khawatir Kelvin akan tertinggal semakin jauh.

Kemudian datanglah kebijakan baru dari Dinas Pendidikan (Disdik) Tana Tidung. Di tahun ajaran baru 2020/2021, sekolah dan guru diinstruksikan untuk melakukan bimbingan belajar ke rumah siswa. Kami mendatangi rumah siswa dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Memakai masker dan face shield, menjaga jarak, serta mencuci tangan.

Selain pendampingan belajar ke rumah siswa, Disdik Tana Tidung juga menginstruksikan sekolah meminjamkan buku cerita anak. Peminjaman buku di masa pandemi ini bertujuan menumbuhkan budaya baca. Anak-anak bisa mengisi waktu di rumah dengan bacaan yang menarik. Kegiatan itu akan menambah kosa kata anak, membangun imajinasi, dan mengurangi waktu anak keluar dari rumah. Sebelum pandemi, Disdik Tana Tidung sudah mendistribusikan banyak buku cerita anak kepada sekolah.

Dua kebijakan ini sangat membantu saya. Saya bisa berkunjung ke rumah Kelvin. Dalam kunjungan ini saya mencari tahu penyebab Kelvin tidak mengerjakan LAS. Saya juga berdiskusi dengan orangtua untuk mencari jalan keluar untuk membantu Kelvin.

Saya menemukan materi LAS yang kami buat terlalu sulit untuk Kelvin. Biarpun kami sudah membuat dua jenis LAS sesuai kemampuan siswa, tetapi konten LAS itu masih tetap sulit untuk Kelvin. Belajar dari temuan ini, saya memutuskan untuk tidak lagi memberikan LAS kepada Kelvin. Saya mengganti kegiatan mengerjakan LAS, menjadi kegiatan membacakan buku cerita. Setiap kali saya datang ke rumah Kelvin, kegiatan belajar kami isi dengan membaca buku cerita.

Pelan-pelan saya membimbing Kelvin membaca buku cerita. Kami menggunakan buku cerita bergambar dengan teks pendek. Kegiatan ini kami lakukan berulang-ulang. Jika saya tidak berkunjung ke rumah Kelvin, kegiatan membaca dilakukan oleh orangtua. Bahkan adik Kelvin yang duduk sekarang duduk di kelas IV SD, ikut membantu Kelvin membaca. Kelvin senang sekali membaca buku cerita.

Saya terkejut dan bahagia, melihat perkembangan Kelvin. Selama belajar dari rumah, Kelvin menunjukkan peningkatan kemampuan membaca. Jika sebelum penutupan sekolah Kelvin hanya bisa menyebut suku kata, maka pada saat belajar dari rumah, Ia sudah bisa membaca walau masih mengeja. Ia bahkan sudah bisa menceritakan isi buku . Biarpun tidak panjang yang Ia jelaskan, tetapi sudah cukup menyiratkan, Kelvin paham apa yang Ia baca.

Buku cerita anak menjadi alat yang efektif bagi Kelvin. Ia menikmati setiap gambar, warna, dan teksnya ada di dalam buku itu. Kelvin seperti tenggelam dari kegembiraan setiap kali membaca cerita. Ia begitu bersemangat untuk mendapatkan cerita yang lebih banyak. Walau Ia punya hambatan berkomunikasi, tetapi binar mata Kelvin menunjukkan semangat itu dengan jelas.

Kami sangat beruntung, karena sejak 2020 Disdik Tana Tidung banyak mensuplai buku cerita anak kepada sekolah. Buku-buku ini didesain sesuai usia dan tingkat kemampuan anak. Isinya juga tidak jauh dari kehidupan anak sehari-hari. Anak bisa dengan mudah memahami isi buku itu. Mereka sangat menyukainya. Buku-buku seperti ini, jarang kami dapat pada sebelum tahun 2019. Namun siapa sangka jika buku cerita anak malah menjadi senjata pamungkas di masa pandemi.



Saya sendiri mengajar Kelvin bukan hanya di kelas 6. Dari kelas 3 dan 5, saya sudah menjadi guru Kelvin. Saya mengenal Kelvin dengan baik. Secara pribadi, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk membantu Kelvin. Setidaknya Kelvin sudah bisa membaca ketika Ia menamatkan SD. Ini seperti tugas suci bagi saya.

Ketika saya diminta untuk menilai hasil belajar Kelvin, saya menggunakan penilaian yang lebih holistik. Saya tidak mau menilai Kelvin hanya dari segi pengetahuan saja. Saya juga menyertakan ukuran sikap dan keterampilan sebagai komponen penilaian. Sebagai guru kelas harus mencari kelebihan Kelvin, bukan pada kelemahannya. 

Saya menemukan Kelvin sebagai anak yang rajin, dan suka menggambar. Kedua temuan ini sudah cukup bagi saya untuk meluluskan Kelvin. Saya percaya setiap manusia punya hak untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Memiliki kebutuhan khusus bukan hambatan agar anak bisa menempuh pendidikan. Sekolah hanya perlu mencari cara belajar yang sesuai dengan kemampuan anak itu.

Pandemi Covid-19 memperteguh keyakinan saya, bahwa anak akan berkembang jika guru mau memberikan metode dan materi ajar sesuai kemampuan anak. Kelvin adalah bukti manfaat dari pembelajaran terdiferensiasi. Saya berdoa Kelvin bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari yang sekarang Ia jalani di SMP (*)

Naskah ini ditulis oleh Widyawati, ST, Guru Kelas 6 SDN 005 Tana Tidung, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Naskah ini merupakan bagian dari kisah pemulihan pembelajaran di Tana Tidung.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget