Terkesan Dengan Strategi Tana Tidung, Direktur SD Kemdikbudristek Akan Berkunjung Ke Tideng Pale


Jakarta - Direktur Direktorat SD Dirjend Dikdasmen Kemdikbudristek, Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd terkesan dengan strategi Tana Tidung dalam memulihkan kemampuan belajar siswa. Selama pandemi Covid-19, Tana Tidung telah melatih seluruh guru untuk menggunakan kurikulum darurat, melakukan formatif assesment, membuat materi ajar sesuai kemampuan anak, melakukan pembelajaran terdiferensiasi, dan mengembangkan budaya baca. Selain itu Tana Tidung memfokuskan pembelajaran pada masa pandemi untuk memperkuat kemampuan literasi, numersi, dan karakter. "Saya akan mengunjungi Tana Tidung," tuturnya saat menyimak pameran hasil pembelajaran Tana Tidung dalam Temu INOVASI yang digelar oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Assessment Pendidikan (BSKAP) Kemdikburistek di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5).
Dalam pameran tersebut, Tana Tidung menunjukkan grafis keberhasilan Puji Lestari, Guru Kelas 1 SDN Terpadu Unggulan 02 Tana Tidung dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa di masa darurat. Jika pada Juli 2020 tercatat ada 21 siswa baru yang masuk di SDN TU 02. Dari jumlah itu sebanyak 86 persen siswa hanya mampu mengenal huruf. Dalam lima bulan, jumlah siswa yang hanya mampu mengenal huruf itu berkurang menjadi 29 persen . Begitu pula pada level membaca pemahaman. Jika pada Juli 2020 hanya 10 persen yang mampu paham membaca, maka jumlah itu meningkat menjadi 24 persen pada November 2020. Peningkatan kemampuan membaca ini merupakan hasil dari strategi pembelajaran di Tana Tidung pada masa pandemi.

Direktur SD melihat strategi Tana Tidung selaras dengan karakteristik utama kurikulum merdeka (KM). Terutama dalam mendukung pemulihan pembelajaran. KM mendorong guru untuk melakukan 3 hal:
Pertama, Pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter (iman, takwa, dan akhlak mulia; gotong royong; kebinekaan global; kemandirian; nalar kritis; kreativitas).
Kedua, Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Ketiga, Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Tana Tidung,  Jafar Sidik mengatakan pihaknya akan mengimplementasikan KM menggunakan sistem yang sudah berjalan efektif di Tana Tidung. Sistem yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitator daerah (fasda) dan fasilitator gugus (gugus). "Fasda dan fasgus ini akan menggerakkan Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tingkat SMP,"  tuturnya dalam acara yang sama.


Jafar mengatakan strategi ini sudah dijalankan Tana Tidung sejak masa pandemi COVID-19. Lewat paran fasda dan fasgus, Tana Tidung mampu mengadaptasi kurikulum darurat, melakukan formatif assessment, dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Hasilnya partisipasi belajar di Tana Tidung bisa mencapai 98 persen. Selain itu, kemampuan membaca siswa kelas 1 SD meningkat sebanyak 21 persen. Anak-anak ini mampu membaca lancar, sekalipun harus belajar dalam kondisi darurat (*)

Posting Komentar

[facebook]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget