Kadisdik: Fasda Akan Gerakkan Implementasi Kurikulum Merdeka


Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Jafar Sidik mengatakan pihaknya akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka (KM) menggunakan sistem yang sudah berjalan efektif di Tana Tidung. Sistem yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitator daerah (fasda) dan fasilitator gugus (gugus). "Fasda dan fasgus ini akan menggerakkan Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat SD dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di tingkat SMP," tuturnya saat menjadi narasumber Temu INOVASI yang digelar oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Assessments Pendidikan (BSKAP) Kemdikburistek di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (7/5). 

Lebih lanjut Jafar mengatakan, Tana Tidung harus mencari strategi berbeda untuk meningkatkan mutu pendidikan. Daerahnya tidak bisa mengadopsi pola yang ada di Pulau Jawa karena perbedaan geografis dan sarana infrastruktur. Salah satu cara yang dikembangkan Tana Tidung adalah mengembangkan sistem yang memanfaatkan peran fasda dan fasgus. 

Ia mengatakan, salah satu tantangan pendidikan di Tana Tidung terletak pada terbatasnya narasumber yang bisa membantu guru mengembangkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Kondisi alam dan keterbatasan infrastruktur membuat guru-guru di daerah kesulitan untuk mendapatkan bantuan cepat ketika menghadapi masalah pembelajaran. Mereka tidak memiliki narasumber yang bisa diminta bantuan setiap saat. Guru-guru dari daerah pedesaan, pedalaman, dan pesisir ini harus pergi ke ibukota kabupaten terlebih dahulu agar bisa meminta solusi dari Disdik. Cara-cara seperti ini tidak efektif karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.


Dengan adanya fasda dan fasgus, maka persoalan guru bisa diselesaikan dengan cepat. Fasda dan fasgus bisa menjadi narasumber di daerah masing-masing. Guru dapat bertanya langsung kepada fasgus jika menghadapi masalah pembelajaran. Fasgus akan membantu menyelesaikannya. Jika fasgus tidak mampu, maka fasgus bisa berkonsultasi dengan fasda. Fasda akan berusaha membantu fasgus menemukan jawaban. Jika fasda tidak berhasil memberikan solusi, barulah masalah pembelajaran ini dibawa kepada Disdik untuk dicarikan jalan keluarnya.

Dengan pendekatan berjenjang seperti ini, guru mendapatkan solusi lebih cepat. Termasuk untuk persoalan yang kompleks, bisa dengan cepat dicarikan jalan keluarnya. Disdik bahkan bisa mencari narasumber dari luar Tana Tidung dan Kalimantan jika terdapat masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikan oleh fasgus dan fasda. 

Jafar mengatakan strategi pemanfaatan fasda dan fasgus ini sudah dijalankan Tana Tidung pada masa pandemi COVID-19. Lewat paran fasda dan fasgus, Tana Tidung mampu mengadaptasi kurikulum darurat, melakukan formatif assessment, dan melaksanakan pembelajaran terdiferensiasi. Hasilnya partisipasi belajar di Tana Tidung mampu mencapai 98 persen. Selain itu, kemampuan membaca siswa kelas 1 SD meningkat sebanyak 21 persen. Anak-anak ini mampu membaca lancar, sekalipun harus belajar dalam kondisi darurat (*)

Posting Komentar

[facebook]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget