Puji Lestari ingat betul rasa frustasi yang Ia rasakan pada Juni 2020. Dalam kondisi darurat guru kelas 1 SDN TU 2 Tana Tidung, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara ini, harus menerima siswa baru. Ia merasakan tekanan karena memulai kelas baru tanpa pernah bertemu siswa, tidak tahu level kemampuan siswa, tidak bisa menentukan materi ajar yang tepat, dan tidak semua siswanya bisa belajar online. Namun rasa frustasi Puji tidak berlangsung lama. Dalam kegiatan webinar yang digelar FKIP UBT dan INOVASI pada Februari 2021, Puji berbagi praktik baik untuk mengalahkan situasi sulit itu.
Bukan hanya Puji sendiri yang stress
pada Juni 2020 itu. Semua guru kelas 1 di Tana Tidung juga merasakan hal yang
sama. Wajar kalau mereka tertekan hebat. Kondisi darurat akibat pandemi
COVID-19 membuat semua pihak kelimpungan. Apalagi guru-guru di daerah. Mereka
tidak punya pengetahuan dan pengalaman menghadapi kondisi darurat ini.
Syukurnya mimpi buruk Puji tidak
berlangsung lama. Tidak lebih dari satu bulan, Disdik Tana Tidung langsung
memberikan solusi. Puji bersama guru-guru di Tana Tidung mendapat pelatihan
melakukan pemetaan kemampuan membaca dengan formative assessment. Alat test
sederhana dikembangkan Disdik bersama Program Inovasi untuk Sekolah Indonesia
(INOVASI). Alat test ini mampu mengukur kemampuan mengenal huruf, suku kata,
kata, dan pemahaman membaca.
Puji mengatakan setelah dilatih
melakukan formative assessment, Ia langsung melakukan tes kepada siswanya.
Kegiatan itu dilakukan pada Juli 2020. Hasilnya 86 persen siswanya hanya bisa
membaca huruf. Hanya 2 orang siswanya yang bisa membaca pemahaman. Puji sendiri
memiliki 21 siswa.
Selain itu, guru-guru kelas 1 juga dilatih membuat Lembar Aktivitas Siswa (LAS). LAS ini merujuk kepada kurikulum dalam kondisi khusus (darurat) dan modul belajar literasi Kemdikbud. Melalui pelatihan ini, guru seperti Puji mampu merancang dua model LAS. LAS pertama merupakan level mengenal huruf, dan LAS kedua sudah level pemahaman membaca.”Saya sangat terbantu dengan pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Disdik Tana Tidung ini,” tukasnya.
Penggunaan LAS yang sesuai level
kemampuan siswa ternyata membaca dampak positif. Siswa mulai menunjukkan
peningkatan kemampuan membaca. Pada Juli 2020, anak-anak yang mencapai level
pemahaman membaca sudah mencapai 24 persen. Sedangkan jumlah siswa yang hanya
mampu membaca huruf terus berkurang. Pada Juli 2020 tinggal 29 persen siswa
yang masih berada di level membaca huruf. Selebihnya sudah meningkat ke level
membaca suku kata dan kata.
Beberapa siswa Puji juga
mengalami peningkatan kemampuan membaca yang sangat cepat. Salah satunya
Fauzan. Ia hanya bisa membaca huruf ketika pertama sekali bersekolah di Juli
2020.
Seminggu sekali Puji datang ke rumah
Fauzan. Ia memberikan bimbingan belajar menggunakan LAS level mengenal huruf.
Puji dan orangtua bekerja sama membantu Fauzan agar kemampuan membacanya
meningkat. Selama 30 menit Fauzan dilatih mengenal huruf dengan berbagai alat
bantu. Setelah itu orang tua melanjutkan proses pendampingan belajar memakai
LAS. Orangtua juga membacakan buku cerita yang setiap minggu dipinjam
sekolah.
Penggunaan LAS, pendampingan, dan
kegiatan membaca buku cerita ternyata berhasil meningkatkan kemampuan Fauzan.
Perlahan Fauzan mulai mengenal lebih banyak huruf, suku kata, dan kata. Pada
bulan September 2020, Fauzan sudah bisa membaca buku cerita sederhana. Ia
bahkan sudah bisa menceritakan isi cerita buku itu.
Kisah Fauzan adalah contoh bagaimana strategi Tana Tidung berhasil membantu siswa kelas 1 SD bisa memiliki kompetensi membaca di masa pandemi COVID-19. Strategi ini merupakan bagian dari kebijakan Tana Tidung untuk mengantisipasi potensi learning loss.
###
Catatan redaksi: naskah ini disarikan dari presentas Puji Lestari berjudul Pelaksanaan Formative Assessment Untuk Membantu Siswa Mampu Membaca di Masa PJJ yang dipresentasikan dalam webinar Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan yang diselenggarakan oleh FKIP Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan Program INOVASI pada 11 Februari 2021. Salah satu narasumber webinar ini adalah Michelle Kaffenberger, peneliti Research on Improving System of Education (RISE) International dan akademisi di Blavatnik School of Government, University of Oxford, Inggris. Rekaman webinar tersebut dapat diakses disini: https://www.youtube.com/watch?v=k46jySGSwKY
Posting Komentar