"Dalam Rapat Koordinasi dengan Satgas, Dinkes, dan Dinas Pendidikan pada Kamis lalu (1/4/2021), Satgas menyetujui pembukaan pembelajaran tatap muka dengan catatan protokol kesehatan sesuai SOP dijalankan dengan jujur dan disiplin. Yang tidak disiplin akan ditutup kembali" jelas Irdiansyah kepada peserta rapat yang terdiri dari Pengawas, Kepala SMP, Kepala SD, dan Tim Satgas setiap sekolah.
Ia menambahkan bahwa, sesuai amanat Mendikbud, guru yang telah divaksin harus menyediakan pembelajaran tatap muka di sekolah atas izin Pemerintah Daerah. Dinas Pendidikan berkewajiban memantau dan membantu sekolah melakukan persiapan dengan memenuhi daftar periksa. Sekolah diwajibkan melaporkan kesiapan tersebut melalui form yang disediakan Kemdikbud.
Pembelajaran tatap muka di masa pandemi, lanjutnya, tidak sama seperti sebelumnya. Setidaknya ada dua aspek yang berbeda yaitu protokol kesehatan dan proses pembelajaran. Protokol kesehatan telah diatur sedimikian ketat. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat teknis dan kekhususan, diatur oleh sekolah masing-masing.
"Seperti pembagian rombongan belajar (shifting) dilakukan agar siswa dapat menjaga jarak minimal 1,5 meter di kelas. Ini dilakukan apabila sekolah memiliki siswa lebih dari 18 per kelas. Misal shift A dan B, maka hari senin shift A yang masuk, shift B belajar dari rumah. Besoknya, shift B masuk sekolah, shift A belajar dari rumah. Kalau siswanya kurang, misal hanya 10 siswa, bisa belajar tiap hari di sekolah" jelasnya.
Ia juga menegaskan kepada seluruh Kepala Sekolah bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah atas persetujuan orang tua/walinya. Orang tua yang tidak setuju anaknya belajar di sekolah, tetap dilayani dengan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah.
Kepala SMP Negeri 3 Tana Tidung, Siti Kariah, S.Pd yang juga menjadi narasumber dalam rapat tersebut berbagi praktik baik. Pembelajaran tatap muka di sekolah yang dipimpinnya telah dimulai sejak 26 Oktober 2020. Menurutnya, kerjasama menjadi kunci suksesnya pelaksanaan belajar di sekolah, baik di internal sekolah maupun pihak eksternal (Puskesmas dan masyarakat).
Siti Kariah melanjutkan, dari sisi protokol kesehatan, disiapkan dengan baik oleh Tim Satgas yang dibentuk sekolah. Setelah mendapat izin dari Pemerintah Daerah, pihaknya melakukan simulai bagi siswa kelas IX untuk mengetahui kesiapan satuan pendidikan menjalankan pembelajaran tatap muka. Setelah dinilai siap, dilanjutkan pembukaan kelas VIII dan VII.
Sedangkan dari sisi pembelajaran, sekolah yang berada di Kecamatan Betayau tersebut mengacu pada kurikulum darurat yang diterjemahkan dalam bahan ajar yang dikenal dengan sebutan lembar aktivitas siswa (LAS). Pembahasan materi pada LAS disertai diskusi dilakukan saat pembelajaran tatap muka. Sedangkan penugasan dilakukan saat siswa belajar di rumah.
Praktik baik berikutnya berupa penilaian formatif yang dilakukan SD Negeri 001 Tana Tidung. Penilaian formatif yang dilakukan berupa asesmen literas dasar. Dari hasil evaluasi kegiatan yang dilakukan, tidak ditemukan gangguan kesehatan yang mengarah pada gejala Covid-19 bagi warga sekolah saat kegiatan berlangsung maupun setelahnya. Tingkat partisipasinya pun tinggi yakni 90,75% siswa hadir mengikuti asesmen.
"Dari hasil asesmen, kami mengetahui apa yang harus kami lakukan. Seperti seluruh siswa kelas 6 telah mencapai level kemampuan membaca pemahaman. Tindak lanjutnya ialah melatih siswa menemukan informasi tersirat pada teks informasi. Sedangkan bagi siswa yang berada di level membaca lancar, berlatih menemukan informasi tersurat pada teks fiksi. Seluruh siswa kami pinjamkan buku sesuai level membacanya dan minatnya" tukas Abdul Manaf, S.Pd Kepala SD Negeri 001 Tana Tidung.
Klik di bawah ini untuk mendapatkan materi Rakor.
Posting Komentar